Show simple item record

dc.contributor.advisorAgus Mansur, S.T., M.Eng.Sc.
dc.contributor.authorNadina Larasati Dwi Utami, 15 522 351
dc.date.accessioned2020-01-24T03:45:28Z
dc.date.available2020-01-24T03:45:28Z
dc.date.issued2019-10-10
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/17417
dc.description.abstractRantai pasok produk perishable sangat rentan terhadap risiko karena sifat produk perishable yang mudah rusak, begitu pula pada rantai pasok cabai. Setiap pihak dalam rantai pasok cabai tentu memiliki risiko yang berbeda-beda sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan. Misalnya, pada pedagang di Pasar Jatisrono yang seringkali harus mengalami kerugian karena banyak cabai yang membusuk. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sumber risiko yang dominan pada setiap pihak serta usulan strategi mitigasi yang sesuai untuk mengatasi sumber risiko tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu model SCOR, House of Risk (HOR), serta ANP. SCOR dipakai dalam pemetaan aktivitas rantai pasok, sedangkan HOR digunakan untuk mengidentifikasi kejadian risiko, sumber risiko dan strategi mitigasinya. Berikutnya, untuk mengetahui risiko terbesar dan menentukan pihak mana yang menanggung risiko terbesar dalam rantai pasok digunakan metode ANP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada petani terdapat 17 kejadian risiko dan 28 sumber risiko, pada distributor terdapat 7 kejadian risiko dan 24 sumber risiko, dan pada pedagang terdapat 13 kejadian risiko dan 24 sumber risiko. Sumber risiko prioritas pada setiap pihak diambil dari lima sumber risiko dengan nilai ARP tertinggi. Sumber risiko yang menjadi prioritas pada pihak petani yaitu kemarau panjang, permintaan fluktuatif, tidak ada keterbukaan informasi harga jual, tidak ada keterbukaan informasi permintaan pasar dan penyakit pada tanaman. Untuk prioritas sumber risiko pada distributor yaitu permintaan fluktuatif, tidak ada SOP/kontrak jual beli antara distributor dan retailer, tidak ada akses informasi permintaan pasar, tidak ada alat untuk sortir, serta keterbatasan waktu dan tenaga untuk sortir. Sedangkan prioritas sumber risiko pada pedagang yaitu tidak ada SOP sortir, keterbatasan waktu dan tenaga untuk sortir, tidak ada alat sortir, penyimpanan secara konvensional, serta perubahan musim. Strategi mitigasi yang diusulkan yaitu pembuatan sistem informasi permintaan pasar untuk petani, pembuatan kontrak jual beli distributor-retailer serta pelatihan pembuatan produk olahan cabai untuk pedagang.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectRisikoen_US
dc.subjectHORen_US
dc.subjectSCORen_US
dc.subjectrantai pasoken_US
dc.subjectmitigasien_US
dc.titlePERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK CABAI DENGAN PENDEKATAN HOR (HOUSE OF RISK)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record