Terminal Barang Pelabuhan Tegal
Abstract
Wilayah Indonesia hampir 2/3 merupakan wilayah perairan laut serta
Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki libih dari 3700 pulau dan wilayah
pantai 80.000 km dua kali keliling dunia melalui katulistiwa. Kegiatan pelayaran
sangat diperlukan untuk menghubungkan antar pulau, penjagaan wilayah laut,
penelitian kelautan dan sebagainya. Salah satu sarana dan prasarana kegiatan
pelayaran adalah menciptakan sebuah Pelabuhan, yaitu daerah perairan yang
terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut
meliputi dermaga sebagai area bongkar muat barang serta segala fasilitas bangunan-bangunan
sebagai pelayanan muatan dan penumpang dengan segala
perlengkapannya.
Pelabuhan Tegal merupakan salah satu bagian kegiatan pelayaran perairan
Indonesia yang mempunyai sarana dan prasarana. Salah satu prasarana Pelabuhan
Tegal adalah bangunan penyimpanan barang yang kondisi eksistingnya cukup
memprihatinkan sehingga berdampak pada penurunan aktifitas bongkar muat barang.
Usaha menumbuhkembangkan bangunan penyimpanan barang adalah
mewujudkan terminal barang. Mengingat sempitnya area lahan pada Pelabuhan Tegal
maka perlu diciptakan terminal barang yang mampu mengakomodasi seluruh aktifitas
bongkar muat dan penyimpanan barang yaitu terminal barang yang bertingkat,
tertutup dan terpadu dengan sistem alokasi pembedaan beban pada pencapaian
struktur kontruksi, operasional dan maintenace.
Terminal barang bertingkat, tertutup dan terpadu adalah terminal barang
dengan pola tata ruang bertingkat bertujuan dengan lahan yang sempit mampu
mengakomodasi kegiatan bongkar muat barang sedangkan tertutup dan terpadu yaitu
semua aktifitas bongkar muat barang dari darat maupun dari laut serta sistem
penyimpanan di lakukan secara ruangan yang tertutup dalam satu area/lokasi
(terpadu) Untuk pencapaian efesiensi segi struktrur konstruksi dilakukan pembedaan
beban berdasarkan jenis barang yaitu beban barang riangan diatas dan beban barang
berat dibawah. Segi operasional dilakukan penataan ruang-ruang yaitu dengan cara
ruang bagian depan digunakan untuk penyimpan barang-barang yang bongkar
muatnya sulit dan bervolume-besar sedangkan bagian belakang digunakan untuk
barang-barang yang bongkar muat mudah dan bervolume kecil. Untuk segi
maintenance (durobilitas) digunakan desain dan bahan yang mampu mengatasi
kondisi iklim dan cuaca pada daerah Pelabuhan Tegal.
Terminal barang mempunyai bentuk bangunan spesifik, untuk bangunan
diatas tanah menggunakan struktur lengkung yang mengikuti pola gubahan massa
dengan struktur pembentukan rangka batang baja. Struktur dinding menggunakan dua
macam, bagian keliling bangunan menggunakan struktur dinding masif bertujuan
untuk menahan gaya angin laut dan biaya maintenance relatif murah sedangkan
sebagian pada struktur dinding didalam ruang khususnya ruang pada lantai atas dan
bawah digunakan sejenis kerangka/jala dengan bahan plat baja bertujuan mengurangi
berat beban dibawahnya serta segi pemantauan oleh petugas Pelabuhan lebih
gampang. Untuk struktur plat lantai khususnya lantai atas menggunakan beton cor
kerangka plat baja dengan upaya dapat memikul beban berat dengan kapasitas 1,5 ton
m . Sedangkan pada struktur pondasi menggunakan type pondasi tiang pancang
beton pratekan dengan tujuan untuk menahan gaya tarik dan tekan.
Untuk kenyamanan ruang terminal barang, sistem pencahayaan digunakan
pencahayaan alami yaitu dibuat bukaan-bukaan transparan pada sisi dan atap ruang-ruang
sedangkan pencahayaan buatan dibuat titik-titik lampu pada setiap ruang-ruang
untuk membantu penerangan bila dibutuhkan. Pada sistem penghawaan digunakan
penghawaan alami yaitu penghawaan yang dihasilkan dari arah angin laut pada siang
hari sehingga dibuat bukaan yang peletakkan dan dimensinya disesuaikan menurut
kebutuhan penghawaan pada ruangan sedangkan pada penghawaan buatan diterapkan
pada ruang-ruang tertentu dengan menggunkan fentilator dan ac.
Collections
- Architecture [3648]