Show simple item record

dc.contributor.authorPrayogo, Aji
dc.date.accessioned2017-01-03T06:58:14Z
dc.date.available2017-01-03T06:58:14Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/1678
dc.description.abstractMenurut hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), faktor kecelakaan kereta api yang disebabkan oleh manusia sepanjang tahun 2007 sampai tahun 2013 masih terjadi sebanyak 11 kasus kecelakaan. Kesalahan pada manusia (human eror) yang terjadi pada PT. KAI terjadi karena stress yang dialami oleh masinis dan kesalahan yang dilakukan oleh PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) seperti salah memberikan sinyal atau salah mengatur wesel. Dalam perjalanan kereta api, masinis hanya menjalankan kereta berdasarkan sinyal yang sudah diberikan oleh PPKA yang berada di setiap stasiun. Peranan PPKA yang sangat penting menjadikan operator didalamnya memiliki tanggung jawab tinggi. Tanggung jawab yang besar tersebut membuat beban kerja mental PPKA menjadi lebih dominan dibandingkan beban kerja fisik. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengevaluasi beban kerja mental operator PPKA sehingga dapat meningkatkan kinerja operator dalam melakukan aktivitas. Saat ini evaluasi beban kerja mental menjadi sangat penting dalam rangka menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan produktivitas operator. Dalam penelitian ini, pengukuran beban kerja mental pada operator PPKA dilakukan dengan menggunakan metode NASA TLX dan RSME. Metode tersebut dipilih karena NASA TLX memiliki sensitivitas yang tinggi dibandingkan SWAT. Selain itu, RSME juga memiliki sensitivitas yang tinggi dan mudah dipahami oleh responden namun hanya memiliki satu dimensi saja. Hasil penelitian mendapatkan bahwa rata-rata beban kerja mental PPKA berdasarkan metode NASA-TLX pada shift pagi sebesar 71,56, shift siang sebesar 75,54, dan shift malam sebesar 72,78. Sedangkan rata-rata beban kerja mental PPKA berdasarkan metode RSME pada shift pagi sebesar 81,67, shift siang sebesar 90, dan shift malam sebesar 88,33. Berdasarkan hasil uji komparatif menunjukkan bahwa hasil pengukuran beban mental antara metode NASA-TLX dengan metode RSME pada shift pagi, shift siang, dan shift malam tidak terdapat perbedaan. Ini ditunjukkan dengan urutan nilai beban mental mulai dari yang terbesar terjadi pada shift siang, shift malam, shift pagi.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.relation.ispartofseriesTugas akhir;
dc.subjectEvaluasien_US
dc.subjectBeban Kerjaen_US
dc.subjectMental Pengatur Perjalanan Kereta Apien_US
dc.subjectMetode Nasa-Tlx Dan Rsmeen_US
dc.titleEvaluasi Beban Kerja Mental Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Dengan Menggunakan Metode Nasa-Tlx Dan Rsme (Studi Kasus Pada PT. KAI DAOP 6 Yogyakarta)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record