dc.description.abstract | Penguasaan keterampilan dan perkembangan sumber daya manusia khususnya
pemanfaatan daur ulang dinegara kita sungguh sangat tertinggal jika dibandingkan
dengan sumber daya manusia dari luar negeri. Ini terlihat tidak adanya inovasi desain,
perubahan desain, terlebih inovasi desain itu sendiri masih tertinggal (misalnya: kertas
daur ulang hanya sebagai "pembungkus" barang-barang kerajinan). Hal ini merupakan
satu paparan yang merupakan titik balik dunia inovasi dan beberapa argumentasi
mengenai persoalan-persoalam desain dan arsitektur didalamnya yang semakin lama
justru semakin instan, serba fabrikan dan bukan temuan-temuan yang berbasis pada
keramahan terhadap lingkungan atau pemanfaatan kembali sampah-sampah yang
semakin melauti dunia khususnya dinegara kita ini. Sehingga dengan paparan latar
belakang ini, ditemukan satu permasalahan yang sebetulnya sangat sederhana tetapi
menarik untuk dibahas dan tentu saja langka bagi para pelaku desain kita, yaitu
mewujudkan arsitektur yang dapat mewadahi fungsi yang beraneka ragam banyaknya
tetapi dalam penyediaan ruangnya cukup sedikit karena pengaruh bahan yang digunakan.
Paparan tentang penghargaan terhadap bangunan lama yang pada masa sekarang,
masyarakat dan para pembangun yang mulai apriori pada masalah-masalah konservasi
bangunan lama atau bangunan kuno merupakan permasalahan lain yang akan
dipecahkan.
Teori proses kertas daur ulang dan teori arsitektur diperlukan dalam
memecahkan permasalahan yang ada. Teori tindak pelestarian yang dipakai yang
berpengaruh dalam mendasari konsep perancangan adalah teori tentang tindak
konsolidasi dan rehabilitasi terhadap bangunan lama akan diterjemahkan kedalam
konsep perancangan sehingga diperoleh simpulan-simpulan mengenai upaya pelestarian
bangunan dan proses produksi pada rumah produksi kertas daur ulang ini serta
beberapa contoh kasus tentang arsitektur adaptive re-use dan tipologi proses produksi dan
perajin kertas daur ulang.
Tinjauan sejarah dan perkembangan (Ambarbinangun) serta identitas bangunan
lama yang ada secara detail (dari pintu masuk sampai bentuk bangunan) memberikan
keterangan-keterangan dalam bentuk visual mengenai tapak dan akses masuk ke tapak.
Beberapa potensi, tantangan dan kelemahan-kelemahan yang secara inhern sangat
berperan didalamnya.
Ungkapan mengenai proses produksi, kerusakan bangunan lama yang ada,
potensi dan tantangan lokasi didekati melalui aspek pelestarian (konsolidasi dan
rehabilitasi) dan aspek guna dalam bangunan (ruang). Pada tindak konsolidasi terungkap
pada struktur bangunan lama (sub struktur, struktur dan super struktur) dan tindak
rehabilitasi bangunan lama memiliki tahapan-tahapan penting yaitu pemrograman,
perencanaan dan rancangan itu sendiri. Dan pada aspek guna dalam bangunan terbagi
atas dua bagian yaitu mengadaptasi bangunan lama dengan memfungsikan kembali pada
fungsi baru yang lebih sesuai dan bangunan baru untuk mewadahi fungsi secara adaptif.
Penentuan lokasi dan site beserta pendekatan pencapaian dan arah orientasi
bangunan berpengaruh pada zona kegiatan proses produksi. Konsep penyatuan
(kolaborasi) ruang secara konsolidasi dan rehabilitasi dari ruang luar menuju ruang
dalam bangunan berpengaruh pada pemilihan jenis bahan dan karakter desain. | en_US |