Aplikasi Soft Balancing Australia Sebagai Upaya Mengimbangi Pengaruh Tiongkok Di Papua Nugini Pada Tahun 2015-2019
Abstract
Pengaruh Tiongkok di Papua Nugini dikhawatirkan dapat menentang posisi
Australia sebagai hegemonic power di Papua Nugini. Pengaruh Tiongkok terdiri dari
kerjasama dari segi keamanan dan militer, bantuan luar negeri, ekonomi dan politik.
Akumulasi dari pengaruh tersebut direspon dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh
Australia. Setiap kebijakan yang dikeluarkan Australia kemudian dijelaskan
berdasarkan konsep soft balancing oleh Robert A Pape. Soft balancing adalah konsep
yang menjelaskan bagaimana suatu negara mengimbangi negara lain dengan cara
mengimbagi negara musuh, superior atau negara yang menentang tanpa
menggunakan kekerasan. Soft balancing terdiri dari dengan empat indikator yakni
penolakan akses teritorial terhadap negara superior atau disebut dengan territorial
denial, penyertaan diplomasi atau disebut entangling diplomacy yakni manuver
diplomatik menggunakan norma institusi internasional, penguatan ekonomi atau
disebut economic strengthening dengan cara membuat blok perdagangan tanpa negara
rival dan sinyal tekad menyeimbangkan atau disebut signal of resolve to balance
yakni melakukan tindakan kolektif bersama negara second-ranked powers untuk
menjaga komitmen dalam rangka perimbangan negara superior. Dengan demikian
penelitian ini akan menganalisis bagaiaman Australia mengaplikasikan empat
indikator soft balancing untuk mengimbangi pengaruh Tiongkok Di Papua Nugini
dengan rentang waktu sepanjang 2015-2019.
Collections
- International Relations [502]