Show simple item record

dc.contributor.authorSetyoko, Mohammad Bayu Aji
dc.date.accessioned2016-12-29T07:53:58Z
dc.date.available2016-12-29T07:53:58Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/1655
dc.description.abstractKelurahan Kotagede yang termasuk di dalam Kecamatan Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta menyimpan banyak sejarah dan kebudayaan, dengan rentang waktu yang cukup panjang seiring dengan perkembangan penduduk yang sangat pesat di mulai dari berdirinya Kraton Mataram I. Sejak dulu daerah Kotagede (Mataram) telah memainkan peran sebagai gerbang informasi, ekonomi, serta sosial-budaya dari suatu daerah. Menurut Harastoeti Dh, 1999 Konsekwensi logis dari perkembangan penduduk adalah perubahan yang terjadi pada sebuah kota. Bangunan atau lingkungan yang semula hidup, kemudian ditinggalkan oleh pemakainya karena sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan yang baru. Agar supaya bangunan atau lingkungan tersebut tidak mati, perlu dicari upaya untuk menghidupkannya kembali, yakni dengan memasukkan kegiatan tertentu yang dapat menarik pengunjung ke dalam wadah yang sudah ada. Cara ini, yang lazim di sebut revitalisasi, banyak dilakukan terutama untuk menyelamatkan bangunan atau lingkungan bersejarah dari kepunahan akibat pembangunan baru yang seringkali dilakukan pada lahan yang sudah terbangun. Bangunan Omah Dhuwur Gallery merupakan salah satu bukti nyata bahwa kebesaran dan kemakmuran masyarakat Kotagede pada zaman dahulu itu betul-betul ada. Dengan bentuk bangunan yang dapat mengadopsi bangunan Kolonial dan bangunan Tradisional Jawa. Seiring dengan perkembangan zaman bangunan ini telah berkali-kali berganti fungsi. Sejak beberapa dekade terakhir dalam keterpurukan perekonomian negara, berimbas juga di dalam penanganan masalah bangunan kuno, karena biaya perawatan bangunan yang cukup besar yang biasanya hanya mengandalkan dana dari pemilik bangunan, mengakibatkan bangunan tidak terawat. Revitalisasi sebagai salah satu jawaban untuk memecahkan masalah kiranya lebih bijaksana jika dijadikan sebagai bentuk atau wadah untuk mengangkat hasil-hasil seni dan budaya masyarakat setempat dalam bentuk komersil (galeri seni), disamping untuk mengangkat potensi sub-kawasan Kotagede dalam bentuk fasilitas wisata juga sebagai sarana untuk melestarikan warisan seni-budaya masyarakat Kotagede.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectOmah Dhuwuren_US
dc.subjectGaleri Senien_US
dc.subjectKerajinan Peraken_US
dc.subjectKotagedeen_US
dc.titleOmah Dhuwur Galeri Seni Kerajinan Perak di Kotagedeen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record