| dc.description.abstract | Kampung Jogoyudan yang terkenal dengan kawasan kumuh dan sempat akan digusur tidak jengah melestarikan semangat Improvement Program yang Romo Mangun pernah lakukan pada tahun 1983 selama dua tahun, hasilnya sekarang Kampung Jogoyudan memiliki waterfront yang ciamik dan warga yang berkembang baik dari segi sosio-ekonomi dengan membangun rumah-rumah usaha dan memperbaiki citra kampung yang dahulunya identik dengan angka kriminalitas tinggi. Namun, mereka masih memiliki segudang permasalahan permukiman rural, salah satunya anak-anak yang kurang diperhatikan kesejahteraannya. Padahal, kawasan Kali Code dan sekitarnya dewasa ini sudah banyak melahirkan individu dan komunitas yang berprestasi dalam bidang lingkungan dan peduli anak, segala aktivitas dan perkembangan yang mereka lakukan agar hunian-hunian di perkampungan pada bahu Kali Code dapat berkehidupan dengan baik dan layak pun lam bat laun berbuah hasil lalu mumpuni. Absennya ketersediaan wadah dalam melakukan misi mulia seperti ini dapat mengahambat inisiasi anak-anak untuk tertarik pada pendidikan dan mengakibatkan ketikmerataan jalannya proses rangsangan edukasi bagi anak, baik itu dari segi wadah yang bisa menampung kegiatan inisiator dari komunitas untuk menyalurkan aspirasi atau bahkan wadah yang dapat menampung kelangsungan aktivitas edukasi serta berkreativitas anak-anak disana dengan atau tanpa adanya orang-orang dibalik komunitas. Ditilik dari tipologi kawasan Kampung Jogoyudan yang memiliki banyak ruang habis fungsi dan terbengkalai di tiap-helat hunian yang saling menumpuk serta lahan yang tidak digunakan dengan optimal akibat level kontur dan layout kawasan yang tidak merata, penulis termotivasi untuk merancang sebuah Creative Hub yang dapat digunakan oleh anak-anak Kampung Jogoyudan sebagai tempat mengumpulkan semangat serta mengasah ilmu yang penting bagi masa perkembangan mereka secara fokus dan mandiri dalam bentuk sekolah yang bangunannya menyediakan fasilitas utama dan pendukung yang multifungsi, selaras, dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan komunitas sebagai penggunanya, sesuai dengan kaidah Arsitektur Ramah Anak dan konsep Fleksibilitas Arsitektur. | |
