Show simple item record

dc.contributor.authorPrihantoro, Yanwar
dc.contributor.authorRahman, Bahruni
dc.date.accessioned2016-12-28T04:58:39Z
dc.date.available2016-12-28T04:58:39Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/1598
dc.description.abstractDilatar belakangi oleh tuntutan profesionalisme di segala bidang termasuk sektor jasa konstruksi, maka pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Dalam undang-undang disebutkan bahwa diperlukan adanya sertifikasi ketrampilan dan keahlian kerja bagi tenaga kerja konstruksi. Termasuk di dalamnya adalah pekerja operasional konstruksi yaitu tukang. Terlebih lagi keberhasilan suatu proyek ditentukan antara lain oleh kualitas pekerja operasionalnya. Namun ternyata perangkat atau pun lembaga yang akan memberikan sertifikast tersebut belum siap, sehingga draft atau susunan materi apa saja yang akan dijadikan variabel sertifikasi tersebut belum ada. Oleh karena itu akan diadakan pemberian sertifikasi bagi pekerja operasional konstruksi atau tukang yang bermukim di wilayah Yogvakarta dan sekitarnya. Pada tahap awal adalah menyediakan perangkat atau sistem untuk memberikan sertifikat tersebut. Untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang menentukan proses sertifikasi, maka diadakan penelitian melalui kuisioner yang disebarkan ke masyarakat konstruksi di Yogyakarta yang dikelompokkan menjadi empat yaitu: Asosiasi, Praktisi, Akademisi dan Pemerintah. Di dalam kuisioner tersebut ditanyakan variabel-variabel apa saja yang dianggap perlu untuk disertakan dalam proses sertifikasi, didasarkan pada teori dan praktek dilapangan. Kemudian data yang diperoleh diolah dengan metoda statistik guna mencari variabel-variabel mana saja yang menentukan dalam proses sertifikasi pekerja operasional konstruksi. Sekaligus mengetahui rangking dan variabel-variabel tersebut serta mencari ada atau tidak perbedaan persepsi dari masyarakat konstruksi terhadap variabel-variabel tersebut. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat beberapa variabel yang menentukan dalam proses sertifikasi, yaitu : pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman kerja, keikutsertaan tukang dalam suatu proyek, kemampuan kerja sama, kemampuan mencerna perintah atasan, faktor usia, kemampuan membaca gambar, kemampuan menggunakan alat, registrasi sertifikat ketrampilan dan klasifikasi ketrampilan kerja, kualifikasi tukang dan pengetahuan struktur bangunan/bahan bangunan. Diketahui pula bahwa tidak ada perbedaaan persepsi yang signifikan antar kelompok masyarakat konstruksi terhadap variabel-variabel yang telah didapat.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectAnalisis Sertifikasien_US
dc.subjectPekerja Operasional Konstruksien_US
dc.subjectProyek Konstruksien_US
dc.subjectBangunan Gedungen_US
dc.subjectYogyakartaen_US
dc.titleAnalisis Sertifikasi Pekerja Operasional Konstruksi pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung di Yogyakartaen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record