PERENCANAAN ANGKUTAN PENUMPANG UMUM PERKOTAAN DI KOTA TARAKAN
Abstract
Kota Tarakan dikenal dengan kota transit karena menjadi pintu gerbang bagi kota-kota lainnya di Kalimantan Utara. Terjadinya penurunan kinerja angkutan perkotaan di Kota Tarakan, baik dari aspek kuantitas maupun kualitas, membutuhkan adanya kajian ulang terhadap pola operasionalnya. Aspek kajian meliputi variabel bangkitan dan tarikan, rute, kebutuhan jumlah armada, serta kebutuhan tempat henti.
Analisis perencanaan dilakukan dengan menghitung ulang distribusi perjalanan berdasarkan Matriks Asal Tujuan (MAT) yang didapatkan dari survei asal tujuan dengan metode wawancara rumah tangga (home interview). Untuk keperluan analisis mengenai kebutuhan kendaraan digunakan ketentuan yang ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur. Sedangkan untuk penentuan kebutuhan tempat henti mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: 271/HK.105/DRJD/96 tentang Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum.
Hasil analisis distribusi perjalanan menghasilkan rute utama angkutan perkotaan Kota Tarakan, dengan 2 rute bolak-balik (rute 1A dan 1B serta 2A dan 2B) dan 1 rute menerus (rute 3). Kebutuhan kendaraan pada rute 1A dan 1B masing-masing sebanyak 9 unit yang meliputi 23 tempat henti dengan headway 8 menit). Untuk rute 2A sebanyak 6 unit yang meliputi 20 tempat henti dengan headway 12 menit, sedangkan rute 2B sebanyak 6 unit yang meliputi 18 tempat henti dengan headway 9 menit. Dan untuk rute 3 membutuhkan sebanyak 3 unit yang meliputi 24 tempat henti dengan headway 46 menit.
Kata kunci: angkutan umum, kendaraan, rute, tempat henti