| dc.description.abstract | Jual beli model technopreneurship merupakan jual beli berbasis online yang menerapkan tambahan biaya untuk biaya pengiriman barang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana praktik jual beli model technopreneurship di Kabupaten Sleman, dan bagaimana tinjauan hukum Islam mengenai jual beli model tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan telaah pustaka sebagai metode pengumpulan data. Analisis data pada penelitian ini menggunakan pola pikir induktif. Penelitian ini menggunakan konsep akad as salam sebagai landasan hukum Islam untuk meninjau bagaimana praktik jual beli model technopreneurship khususnya untuk wilayah Kabupaten Sleman menurut perspektif Islam. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa biaya pengiriman dapat dibebankan pada pembeli namun bisa juga dibebankan pada penjual, tergantung kebijakan perusahaan penyedia technopreneurship dan akad transaksi antara penjual dan pembeli. Di kabupaten Sleman, sering terjadi perubahan biaya pengiriman setelah akad transaksi selesai dilakukan yang menyebabkan pihak yang menanggung biaya pengiriman harus mengeluarkan biaya lebih untuk membayar perubahan biaya tersebut. Menurut perspektif Islam, hukum jual beli model technopreneurship adalah sah karena rukun dan syarat akad as salam telah terpenuhi. Namun, apabila terjadi hal-hal yang dapat merugikan baik pihak pembeli maupun penjual seperti halnya perubahan biaya pengiriman tersebut, maka perlu merujuk kembali ke kajian fiqih muamalah dan dalil-dalil mengenai jual beli. | en_US |
