HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SWAMEDIKASI PADA MASYARAKAT KELURAHAN PRENGGAN KOTAGEDE
Abstract
Swamedikasi merupakan suatu proses pengobatan yang dilakukan sendiri dimulai dari pengenalan terhadap gejala, pemilihan dan penggunaan obat. Masyarakat akan melakukan swamedikasi karena terdapat pengetahuan dan sikap atau kepercayaan terhadap swamedikasi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap terhadap swamedikasi, serta mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi terhadap tingkat pengetahuan dan sikap swamedikasi pada masyarakat di Kelurahan Prenggan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah cross-sectional dengan teknik sistematic random sampling. Responden penelitian ini merupakan warga Kelurahan Prenggan dengan kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah 120 responden dengan pengumpulan data secara door to door. Gambaran profil penggunaan obat swamedikasi dianalisis secara deskriptif, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi dengan tingkat pengetahuan dan sikap swamedikasi menggunakan analisis statistik berupa Chi-Square test untuk jenis kelamin dan pekerjaan dan Spearman-Rank Correlation untuk usia, pendapatan dan tingkat pendidikan. Dari responden tersebut, jenis kelamin perempuan (66,67%), usia pada range 21-40 tahun (58,33%), pendidikan SMA/sederajat (60%), status bekerja (63,33%) dan pendapatan (53,33%). Pengetahuan swamedikasi dalam kategori cukup (50,83%) dan mempunyai hubungan yang signifikan dengan pendidikan (p:0,031). Sikap swamedikasi mempunyai kriteria positif (setuju) terhadap swamedikasi (49,17%) dan berhubungan signifikan dengan usia, pendidikan dan pendapatan (p:0,026 ; p:0,029 ; p:0,020). Pengetahuan dan sikap terhadap swamedikasi masih rekatif rendah. Penyuluhan edukasi sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap swamedikasi yang masih rendah.
Collections
- Pharmacy [1444]