| dc.description.abstract | Berdasarkan data yang didapat dari hasil wawancara dengan pihak BPDAS (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai) Serayu Opak Progo Yogyakarta pada tahun 2018 jumlah obyek lahan tidak kritis, potensial kritis, agak kritis, kritis, dan sangat kritis sebanyak 81399 tentu bukanlah jumlah yang sedikit. Namun data tersebut, masih dalam bentuk data tabel spasial yang belum divisualisasikan ke dalam bentuk website sehingga belum adanya filter pencaharian lokasi data yang ingin disurvei maupun ingin diketahui oleh masyarakat tentang persebaran lahan kritis yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pada penelitian kali ini penulis mencoba merancang dan membangun sistem informasi geografis pemetaan untuk lahan kritis pertanian di DIY yang berguna untuk mempermudah pemerintah dalam melakukan survei serta melakukan pembinaan masyarakat di lokasi yang telah ditentukan. Dengan data yang tersedia di BPDAS (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai) Serayu Opak Progo Yogyakarta dalam bentuk data spasial yang diolah terlebih dahulu melalui software QGIS setelah itu diimplementasikan dengan Google Maps API untuk mendapatkan data spasial berupa peta Provinsi DIY. Dari data spasial tersebut dapat menghasilkan peta berupa persebaran lahan kritis pertanian di DIY yang dibagi menjadi 5 jenis penutupan lahan yaitu sawah dengan padi terus menerus, ladang/tegalan dengan palawija, ladang/tegalan hortikultura, perkebunan salak, dan sawah dengan padi diselingi tanaman lain/beragam. Dari 5 jenis penutupan lahan tersebut, diketahui kategori tidak kritis didominasi sawah dengan padi terus menerus, sedangkan kategori sangat kritis didominasi dengan ladang/tegalan hortikultura. Untuk mempermudah mencari lokasi lahan terdapat fitur cari yang telah disediakan di dalam sistem. | en_US |
