Show simple item record

dc.contributor.advisorFitri Nugraheni, ST, MT, Ph.D.
dc.contributor.advisorIr. Faisol AM, MS
dc.contributor.authorRIVA SHOFIARTO, 14914011
dc.date.accessioned2019-09-11T02:28:09Z
dc.date.available2019-09-11T02:28:09Z
dc.date.issued2019-05-11
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/15207
dc.description.abstractManajemen proyek konstruksi adalah tahapan yang harus diperhatikan dalam sebuah kegiatan pembangunan konstruksi. Kegiatan setelah pembangunan merupakan hal yang cukup penting sehingga bangunan dapat tetap berfungsi dengan baik. Seiring berjalannya operasional bangunan embung, diperlukan evaluasi kinerja yang menyangkut kelayakan keamanan dan kenyamanan dari segi teknis. Terjadinya alih fungsi bangunan, usia bangunan, perubahan lingkungan dan lain sebagainya akan berakibat pada berubahnya kinerja bangunan secara langsung. Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak melakukan inventarisasi sementara embung sejumlah 328 buah menyebar di Kabupaten Sleman (6 buah), Kabupaten Bantul (5 buah), Kabupaten Kulonprogo (10 embung), Kabupaten Gunung Kidul (274 buah), Kabupaten Temanggung (5 buah), Kabupaten Kebumen (4 buah), Kabupaten Banyumas (13 buah), Kabupaten Purworejo (2 buah) dan Kabupaten Wonosobo (9 buah). Pada data inventarisasi tersebut dapat dilihat bahwa jumlah embung didominasi di wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Kecamatan Ponjong adalah salah satu daerah di Gunung Kidul yang memiliki bangunan embung sebanyak 14 bangunan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Besar Wilayah Serayu Opak bangunan-bangunan embung yang ada di wilayah Kecamatan Ponjong telah beralih fungsi, sehingga perlu dilakukan evaluasi pada kinerjanya. Pada penelitian ini akan dibahas berbagai mengenai masalah yang terdapat pada embung-embung tersebut, tingkat kerusakan dan fungsi, kegiatan operasi dan perawatan yang perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dan menghitung angka kebutuhan operasi dan pemeliharaan bangunan embung di Kecamatan Ponjong dengan metode analisis deskriptif dengan melakukan observasi langsung ke bangunan embung yang ada. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari 14 bangunan, 5 bangunan sudah tidak berfungsi sebagai embung, 6 bangunan memerlukan penanganan pemeliharaan rutin, 1 bangunan memerlukan penanganan rehab ringan dan 2 bangunan memerlukan penanganan rehab berat. Sedangkan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) untuk 9 bangunan embung di Kecamatan Ponjong adalah Embung Bendo sebesar Rp. 61.063.449,39, Embung Poko sebesar Rp. 26.616.820,21, Embung Bendo Gede sebesar Rp. 246.368.707,19, Embung Ngampel Ombo sebesar Rp. 226.887.038,52, Embung Ngrejek sebesar Rp. 151.566.918,48, Embung Klumpit sebesar Rp. 58.654.187,56, Embung Prampelan sebesar Rp. 15.979.162,47, Embung Kedokan sebesar Rp. 184.119.570,77 dan Embung Wetan sebesar Rp. 27.549.088,82.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectEmbungen_US
dc.subjectPonjongen_US
dc.subjectOperasien_US
dc.subjectPemeliharaanen_US
dc.titleEVALUASI KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP BANGUNAN EMBUNG DI KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAen_US
dc.typeMaster Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record