dc.description.abstract | Manajemen proyek konstruksi adalah tahapan yang harus diperhatikan dalam
sebuah kegiatan pembangunan konstruksi. Kegiatan setelah pembangunan merupakan
hal yang cukup penting sehingga bangunan dapat tetap berfungsi dengan baik. Seiring
berjalannya operasional bangunan embung, diperlukan evaluasi kinerja yang
menyangkut kelayakan keamanan dan kenyamanan dari segi teknis. Terjadinya alih
fungsi bangunan, usia bangunan, perubahan lingkungan dan lain sebagainya akan
berakibat pada berubahnya kinerja bangunan secara langsung. Balai Besar
Wilayah Sungai Serayu Opak melakukan inventarisasi sementara embung sejumlah
328 buah menyebar di Kabupaten Sleman (6 buah), Kabupaten Bantul (5 buah),
Kabupaten Kulonprogo (10 embung), Kabupaten Gunung Kidul (274 buah),
Kabupaten Temanggung (5 buah), Kabupaten Kebumen (4 buah), Kabupaten
Banyumas (13 buah), Kabupaten Purworejo (2 buah) dan Kabupaten Wonosobo (9
buah). Pada data inventarisasi tersebut dapat dilihat bahwa jumlah embung
didominasi di wilayah Kabupaten Gunung Kidul.
Kecamatan Ponjong adalah salah satu daerah di Gunung Kidul yang memiliki
bangunan embung sebanyak 14 bangunan. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Balai Besar Wilayah Serayu Opak bangunan-bangunan embung yang ada di wilayah
Kecamatan Ponjong telah beralih fungsi, sehingga perlu dilakukan evaluasi pada
kinerjanya. Pada penelitian ini akan dibahas berbagai mengenai masalah yang
terdapat pada embung-embung tersebut, tingkat kerusakan dan fungsi, kegiatan
operasi dan perawatan yang perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kinerja dan menghitung angka kebutuhan operasi dan pemeliharaan
bangunan embung di Kecamatan Ponjong dengan metode analisis deskriptif dengan
melakukan observasi langsung ke bangunan embung yang ada.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari 14 bangunan, 5 bangunan sudah
tidak berfungsi sebagai embung, 6 bangunan memerlukan penanganan pemeliharaan
rutin, 1 bangunan memerlukan penanganan rehab ringan dan 2 bangunan memerlukan
penanganan rehab berat. Sedangkan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP) untuk 9 bangunan embung di Kecamatan Ponjong adalah
Embung Bendo sebesar Rp. 61.063.449,39, Embung Poko sebesar Rp. 26.616.820,21,
Embung Bendo Gede sebesar Rp. 246.368.707,19, Embung Ngampel Ombo sebesar
Rp. 226.887.038,52, Embung Ngrejek sebesar Rp. 151.566.918,48, Embung Klumpit
sebesar Rp. 58.654.187,56, Embung Prampelan sebesar Rp. 15.979.162,47, Embung
Kedokan sebesar Rp. 184.119.570,77 dan Embung Wetan sebesar Rp. 27.549.088,82. | en_US |