Analisa Penentuan Harga Transfer sebagai Dasar Penilaian Prestasi Manajemen Divisi Studi Kasus pada Pabrik Gula Poerwodadie, Magetan, Jawa Timur
Abstract
Perusahaan yang melaksanakan transfer hasil produksi di antara divisidivisinya akan dihadapkan pada masalah penentuan harga transfer. Penentuan harga transfer akan berpengaruh terhadap laba setiap unit yang melakukan transfer, dan juga terhadap prestasi divisi atau manajer divisi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme harga transfer yang diterapkan pada Pabrik Gula Poerwodadie, Magetan, Jawa Timur. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis apakah harga transfer yang diterapkan di Pabrik Gula Poerwodadie sudah layak sebagai dasar penilaian prestasi manajemen divisi.
Lokasi penelitian adalah pada PG . Poerwodadie yang terletak di desa Pelem Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan sekitar 20 km arah timur laut dari pusat kota Magetan. Divisi yang diteliti adalah Divisi Penelitian dan Pengembangan dan Divisi Tanaman dengan tahun analisis yaitu tahun 2002/2003 dan 2003/2004. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan harga transfer pada divisi penelitian dan pengembangan dan divisi tanaman dimulai dengan pembuatan rencana atau anggaran. Mekanisme penentuan harga transfer pada divisi penelitian dan pengembangan ditentukan berdasarkan biaya atau harga pokok produksi ditambah mark-up 20%. Harga transfer di divisi tanaman berdasarkan harga jual akhir bibit ditambah biaya-biaya yang timbul pada divisi tanaman dan markup sebesar 20%. Perbedaan penentuan harga diselesaikan dengan pertemuan untuk negosiasi sederhana (simple negotiation) sehingga diperoleh harga transfer akhir.
Penentuan yang dilakukan setelah anggaran menyebabkan ada selisih dalam harga anggaran dengan harga transfer yang disepakati yang pada akhimya berpengaruh terhadap laba bersih masing-masing divisi antara anggaran dan realisasi berdasarkan harga transfer yang telah disepakati. Pendapatan divisi penelitian dan pengembangan menjadi turun, sehingga dapat menurunkan laba divisi penelitian dan pengembangan. Biaya divisi tanaman meningkat, sehingga dapat menurunkan laba yang diperoleh oleh divisi tanaman. Berdasarkan hal ini, maka apabila realisasi berdasarkan harga transfer dibandingkan dengan anggaran yang telah dibuat pada masing-masing divisi, maka masing-masing divisi tidak bisa mencapai anggaran laba bersihnya, sehingga realisasi tidak match dengan anggaran yang telah dibuat atau lehih buruknya realisasi dibandingkan dengan anggaran yang telah dibuat. Dengan demikian, mekanisme harga transfer pada divisi penelitian dan pengembangan dan divisi tanaman belum layak digunakan untuk menilai prestasi manajemen divisi.
Collections
- Akuntansi [4399]