Gedung Konser Musik Klasik di Yogyakarta
Abstract
Sejarah perkembangan musik Klasik baik diluar negri
maupun didalam negri mengalami kemunduran. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kecenderungan
masyarakat menikmati musik ringan dan mudah dicerna.
Untuk dunia musik klasik, maka beberapa negara mencoba
menghidupkan kembali untuk masyarakat pecinta musik ini.
Disamping mencoba memasyarakatkan kembali musik klasik
juga dapat menjadikannya obyek wisata bagi suatu negara.
Hal ini yang menjadi pendorong untuk mengembangkan
musik klasik di kota budaya Yogyakarta ini yang sarat akan
kebudayaannya. Untuk menunjang hal tersebut, maka salah
satu faktor terpenting adalah menyediakan fasilitas untuk
musik klasik. Fasilitas tersebut bisa juga berbentuk sarana
konser dan pembinaan.
Dan dalam pengadaan sarana tersebut, perlu adanya
perencanaan dan perancangan yang maksimal bagi sesebuah
sarana konser musik klasik, yaitu Akustik yang baik. Karena
diketahui bahwa dalam sebuah konser musik klasik
menonjolkan musik murni, tanpa pengeras suara (sound
speaker).
Dalam perencanaan dan perancangan gedung konser musik
klasik yang menekankan pada akustik ini, tidak terlepas
dari beberapa aspek yang pelu diperhatikan. Bukan hanya
penanganan pada interior bangunan dan pemakaian bahan saja,
yang perlu diperhatikan juga yaitu bagaimana merencanakan
banguanan ini dengan mempertimbangkan visual, penanganan
pembentuk stage, sirkulasi ruang, dan lain – lain.
Perencanaan ini juga perlu mempetimbangkan beberapa
aspek tentang konser dengan jenis alat musik yang berbeda,
penanganan penonton bila terjadi pengurangan dan kelebinan.
Maka dibuatlah beberapa terobosan sebagai pemecahan yaitu
dengan cara, pengolahan stage yang fleksibel (dapat diubah
dan diganti), penanganan ruangan yang dapat diperkecil bila
penonton dengan jumlah kecil dan banyak lagi yang perlu
diperhatikan.
Collections
- Architecture [3718]