Show simple item record

dc.contributor.authorMarwanto
dc.date.accessioned2019-07-08T07:18:18Z
dc.date.available2019-07-08T07:18:18Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/14913
dc.description.abstractPutusnya benang lusi pada proses pertenunan akan mengurangi efisiensi produksi mesin tenun, karena putus lusi akan menyebabkan mesin berhenti dan akan rnenimbulkan cacat kain pada hasil tenunannya sehingga produksi yang dihasilkan akan menurun kualitas maupun kuantitasnya. Penyebab terjadinya putus benang lusi diantaranya tegangan lusi yang terlalu tinggi melebihi ambang batas kekuatan dan dengan keadaan yang demikian mengakibatkan putus benang lusi tidak dapat dihindari. Dernikian pula pada penyetelan kedudukan tinggi mulut lusi yang terlalu rendah, walaupun tegangan lusi rendah tetapi karena adanya gesekan antara benang lusi dengan teropong pada saat rneluncur, maka akan dapat menyebabkan terjadinya putus benang lusi. Dengan adanya penyetelan antara tinggi dan panjang mulut lusi sangat diperlukan untuk mendapatkan penyetelan yang paling tepat, dengan demikian efisiensi produksi akan lebih ditingkatkan dan rnesin berhenti karena putus benang lusi dapat dihindarkan. Pada penelitian ini dilakukan percobaan dengan merubah posisi tinggi dan panjang mulut lusi yang masing-masing 8 cm, 9 cm, 10 cm, untuk penyetelan tinggi mulut lusi dan variasi panjang rnulut lusi yang masing-masing 58 cm, 60 cm, 62 cm. Pada perubahan penyetelan posisi tinggi dan panjang mulut lusi, kemudian diadakan pengamatan terhadap jumlah putus benang lusi yang hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil dari perlakuan variasi percobaan seperti diatas dan dengan menggunakan perhitungan analisa variasi model acak sempurna menunjukkan bahwa masing-masing variasi penyetelan berpengaruh terhadap jumlah putus benang lusi, juga hubungan antara keduanya berpengaruh variasi penyetelan yang menghasilkan rata-rata putus benang lusi paling sedikit pada posisi tinggi mulut lusi 9 cm dan panjang mulut lusi 62 cm, yaitu 1,8 per jam. Sedangkan rata-rata jumlah putus benang lusi paling banyak terjadi pada penyetelan posisi tinggi mulut lusi 8 cm dan panjang mulut lusi 58 cm, yaitu sebesar 4,2 tiap satu jam.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectTinggi Rendah Mulut Lusien_US
dc.subjectPanjang Mulut Lusien_US
dc.subjectPutus Benang Lusien_US
dc.subjectMesin Tenun RRC 1511en_US
dc.titleTinggi Rendah Mulut Lusi dan Panjang Mulut Lusi Pengaruhnya terhadap Putus Benang Lusi pada Mesin Tenun RRC 1511en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record