Show simple item record

dc.contributor.authorHariyaniek, Merty
dc.contributor.authorSufitri, Euis
dc.date.accessioned2016-12-20T08:09:24Z
dc.date.available2016-12-20T08:09:24Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/1477
dc.description.abstractPembangunan prasarana fisik khususnya gedung bertingkat di kota-kota besar makin pesat. Pesatnya laju pembangunan membutuhkan peruntukan lahan yang makin luas. Di lain pihak, harga lahan sangat tinggi, akibatnya biaya pembangunan menjadi mahal. Keadaan ini diatasi dengan mengadakan transfonnasi vertical. Transfonnasi vertical mengakibatkan munculnya bangunan tinggi (highrise building ). Dari sisi ekonomis bangunan tinggi sangat menguntungkan, namun dari sudut pandang teknis, menimbulkan berbagai permasalaban seperti stabilitas bangunan terhadap angin dan gempa berat sendiri yang besar, settlement dan permasalahan-petmasalahan lain yang mengakibatkan timbulnya berbagai limitasi pada pembangunan suatu bangunan tinggi. Permasalahan yang kerap muncuI pada pembangunan suatu bangunan tinggi adalah saat pembuatan basement. Seperti diketahui basement adalah struktur spesifik, yang menuntut perlakuan khusus saat pembuatannya. Karenanya diperlukan suatu metode konstruksi galian basement yang dapat membuat basement tidak lagi menjadi suatu bagian yang krusial (kritis) dari keseluruhan proses pelaksanaan bangunan tinggi. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Metode Konstruksi pembuatan basement dengan cara menguraikan tentang pelaksanaan dan kesulitan atau kendala yang dihadapi di lapangan, dengan menganalisis setiap jenis pekerjaan pada pembuataan basement, yaitu : pekerjaan diapraghm wall, dewatering. anchor ground, ekskavasi dan pembuatan bored pile. Untuk mencegah keruntuhan tanah pada saat penggalian multi basement digunakan diapraghm wall sebagai dinding penahan sekaligus dinding permanent untuk basement. Diapraghm wall didefinisikan sebagai selaput beton bertulang yang relative tipis, dicor kedalam suatu parit dengan sisi-sisi parit lersebut, sebelum dicor didukung oleh tekanan hidrostatik dari air yang dicampur dengan bentonite yang merupakan membrane buatan dengan suatu ketebalan dan kedalaman tertentu, dan dibuat terus menerus didalam tanah dengan pelaksanaan pembuatannya dilakukan dari permukaan tanah asli dan sebelum penggalian ruang bawah tanah dimuIai. Untuk permasalahan Muka Air Tanah diperlukan pekerjaan dewatering. Pekerjaan dewatering difungsikan untuk mengeringkan lahan galian di bawah Muka Air Tanah dan untuk mengatasi uplift selama masa konstruksi basement. Pekerjaan dewatering mutlak diperlukan sampai bangunan selesai atau berat konstruksi bangunan dapat mengimbangi gaya uplift.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectMetode Konstruksien_US
dc.subjectPembuatan Basementen_US
dc.subjectStudi Kasusen_US
dc.subjectProyek Pasar Tanah Abang Blok Aen_US
dc.subjectJakarta Pusaten_US
dc.titleMetode Konstruksi Pembuatan Basement (Studi Kasus pada Proyek Pasar Tanah Abang Blok A Jakarta Pusat)en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record