Penataan Kawasan Permukiman di Tepian Sungai Silugonggo Optimasi Pemanfaatan Fungsi Ruang Luar dan Dalam sebagai Kegiatan Berproduksi, Bertransaksi dan Bertempat Tinggal
Abstract
Keterbatasan lahan dan kepadatan penduduk yang diiringi dengan perkembangan usaha dibidang perdagangan dan industri di tepian Sungai Silugonggo mengakibatkan penggunaan lahan untuk beberapa fungsi ruang dalam rangka meningkatkan tingkat perekonomian penghuninya. Oleh karena itu diperlukan penataan kawasan di tepian Sungai Silugonggo dengan penekanan pada optimasi pemanfaatan fungsi ruang luar dan ruang dalam untuk kegiatan berproduksi, bertransaksi dan bertempat tinggal.
Strategi optimasi pemanfaatan fungsi ruang yang akan dilakukan yaitu, dengan
menganalisa karakteristik dari masing-masing kegiatan berproduksi, bertransaksi dan bertempat tinggal untuk mengetahui modul ruang masing-masing kegiatan dan pengembangan kegiatannya, menata kawasan permukiman di Tepian Sungai Silugonggo untuk mengolah tapak/site dengan mengetahui tata guna lahan dan kebutuhan fasilitas penunjang permukiman dengan mempertimbangkan kawasan yang terletak di tepian sungai, rawan banjir dan fungsi kawasan sebagai daerah perdagangan dan industri.
Pendekatan perencanaan optimalisasi pemanfaatan fungsi ruang dalam dan luar berupa pengembangan kegiatan, yaitu kegiatan usaha yang menyatu dengan tempat tinggal.
Pengembangan kebutuhan fasilitas-fasilitas penunjang permukiman dan tata guna lahan dengan optimalisasi tata guna lahan dan tata ruang luar. Pada pengembangan ruang dalam terdapat modul ruang berproduksi (pembuatan sablon kaos ± 18 m², sablon seragam sekolah ± 16 m², sablon spanduk ± 19 m², pengolahan botol bekas minuman ± 15 m² dan pembuatan makanan tradisionai ±11 m²), modul ruang bertransaksi (warung makan ±13m², kios ±6m dan toko ±15 m²). Variasi modul ruang berupa fleksibilitas ruang untuk berproduksi dan bertransaksi menyatu
dengan tempat tinggal, sehingga terdapat efisiensi fungsi ruang dan efektifitas kegiatan dalam memperoleh fungsi ruang yang optimal. Optimalisasi pemanfaatan fungsi ruang dan dalam dengan menekankan pada : pengembangan kegiatan, optimalisasi tata guna lahan dan tata ruang luar (pemintakan site, gubahan massa, studi penentuan karakteristik bentuk rumah tinggal) pengembangan ruang dalam, pengembangan ruang luar, sistim struktur dan sistim utilitas.
Optimalisasi fungsi ruang dan pengembangan kegiatan, yaitu pengolahan site dengan perletakan fungsi ruang berupa prosentase kebutuhan ruang-ruang pada site serta sistim cut and fill dalam mengantisipasi bahaya banjir. Pada gubahan massa terdapat massa 450 unit dwelling dengan luasan masing-masing kapling 63 m dan terdapat empat tipe unit dwelling dengan bentuk cluster serta fasilitas servis yang linier terhadap jalan. Tata open space dengan adanya sirkulasi, area parkir, tempat bermain/olah raga dan fasilitas Km/Wc serta tempat cuci jemur pada tiap-tiap kelompok bangunan. Pada pengembangan ruang dalam berupa besaran dan dimensi masing-masing kegiatan dengan memperhatikan fleksibilitas ruang melaui penggunaan elemen fisik berupa dinding pembatas ruang yang bisa dibongkar pasang dan perabotan yang dapat dipasang di dinding (built up). Sistim struktur menggunakan sistem rangka portal dan pondasi setempat. Sistim utilitas ditekankan pada sistim sanitasi (air bersih, air kotor, air bekas, limbah
padat dan limbah cair) dan sistem drainase (air hujan).
Collections
- Architecture [3648]