Show simple item record

dc.contributor.authorMaulana, Ibnu
dc.date.accessioned2019-04-04T07:22:02Z
dc.date.available2019-04-04T07:22:02Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/14353
dc.description.abstractIndonesia terdiri atas daratan dan dikelilingi perairan. Lehih dari 60% tanah di Indonesia diselimuti oleh air. Banyak penduduk bermukim di sekeliling perairan yang tidak jauh dari sungai sebagai tempat kehidupan. Terdapatnya pemukiman terapung di Indonesia memang sangatlah suatu hal yang unik untuk di telaah. Salah satunya adalah pemukiman di tepian sungai. Sebagai kota tua dan terkenal dengan predikat ''kota air'' dengan image kawasan seribu sungai (the land of thousand river) kota ini memiliki sejarah pemukiman di tepian sungaiyang cukup panjang untuk perkembangan kola di Banjarmasin. Dukungan masyarakat perairan yang telah mengakar kuat dengan budaya kehidupan masyarakatnya yang tumbuh dan berkembang di atas sungai serta latar belakang kondisi daerah yang berawa dengan banyak sungai, baik yang besar ataupun yang kecil yang mengalir di daerah ini menyebabkan pengaruh sungai memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat sehari-hari di kota Banjarmasin. Permukiman terapung yang terletak di kelurahan Kuin Clara. Kecamatan Banjar Utara. Tepatnya pertemuan terletak di tepi Sungai Kuin dengan Sungai Barito (Sungai terbesar di Kalsel). Ini menjadikan pemukiman terapung mempunyai posisi yang strategis sebagai pemukiman dan perdagangan tradisional. Dilihat dari sejarah pembangunan kota Banjarmasin yang bermula dari tepian sungai dan keinginan manusia untuk bermasyarakat serta berkomunikasi dengan seseorang dan merupakan bagian dari awal pertumbuhan kota Banjarmasin. Kecenderungan pembangunan pada kawasan tepian sungai mendorong untuk menggunakan elemen alam perairan yang telah ditinggalkan sebagai elemen lansekap dan arsitektur yang sejuk, segar, dan dinamik, sehingga dengan adanya pemukiman tepian sungai yang terlata dengan baik beserta fasilitas pendukung yang memadai untuk satu tempat tinggal dan fasilitas wisata yang memanfaatkan elemen alam perairan dapat menjadi contoh pengembangan yang mengarah pada dasar filosoft kota Banjarmasin sebagai kota seribu sungai (tepian sungai). Sejalan dengan pengembangan wisata sungai sehingga perlu diperhatikan adalah unsur air dalam menciplakan suasana yang menarik sehingga peranan air akan menjadi penting dalam perencanaan bangunan di kawasan tepian sungai dan dijadikan unsur estelika yang khas dalam pengolahan tapak.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPemukiman Tradisionalen_US
dc.subjectTepian Sungai Baritoen_US
dc.subjectKalimantan Selatanen_US
dc.titlePemukiman Tradisional Tepian Sungai Barito Kalimantan Selatanen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record