Analisis Tebal Lapis Keras Jalan Lingkar Utara Yogyakarta untuk Melayani Lalulintas dalam Waktu 20 Tahun Mendatang dengan Metode AASHTO 1986 dan Bina Marga 1987
Abstract
Dalam era pembangunan yang semakin cepat ini,
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa prasarana jalan raya
memiliki andil yang cukup besar dalam meningkatkan
efisiensi waktu dan efektifitas kerja. Tidak terkecuali
kota Yogyakarta, selain predikatnya sebagai kota budaya
dan pelajar, juga telah menjadi salah satu kota tujuan
para investor menanamkan modalmya guna perdagangan. Hal
ini membawa konsekuensi tersendiri dibidang jasa transportasi
darat. Tentunya jalan raya yang memadai dan
baik dibutuhkan dalam menunjang maksud di atas, baik
dalam manajemennya, juga dalam hal teknis perancangannya,
yaitu dapat memberikan pergerakan lalulintas,
orang dan barang secara aman dan nyaman.
Untuk mendapatkan perkerasan yang dapat memberikan
rasa aman dan nyaman kepada para pengguna jalan,
segala parameter atau ukuran dasar perhitungan harus
dipertimbangkan, antara lain : 1) indek permukaan, 2)
umur rencana, 3) kekuatan tanah dasar, 4) beban lalu
lintas, 5) kekuatan relatif bahan, 6) faktor regional.
Pada penulisan ini, seluruh ukuran dasar yang menentukan
dan yang mempengaruhi struktur perkerasan tersebut
dipertimbangkan. Sebagai pedoman perancangan, metoda
perhitungan yang dipakai adalah dari Bina Marga tahun
1987 dan metode AASHTO tahun 1996. Dalam perkembangannya,
metoda analisa komponen ini banyak merujuk referensi
hasil penelitian yang dilakukan oleh AASHTO.
Akan tetapi maksud memastikan metode dari AASHTO
kedalam penelitian ini bukanlah semata-mata membandingkan
hasil perhitungan yang diperoleh. Bagaimanapun
juga, metode yang dipakai setiap negara selalu mengacu
pada kondisi lapangan setempat dan faktor kemudahan
dalam pengadaan bahan perkerasan. Dengan begitu kemungkinan
perbedaan hasil perhitungan keduannya pasti ada.
Perbedaan hasil tersebut menunjukkan bahwa telah ada
penyesuaian metode perancangan dari Bina Marga atas
metode dari AASHTO, selain itu perbedaan tersebut juga
disebabkan karena besaran nilai angka ekivalen yang
diberikan oleh Bina Marga lebih besar dari nilai angka
ekivalen dari ASSHTO.
Collections
- Civil Engineering [4192]