Show simple item record

dc.contributor.authorAmtoro, Arbima Rif
dc.date.accessioned2016-12-15T04:10:57Z
dc.date.available2016-12-15T04:10:57Z
dc.date.issued2016-03-10
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/1432
dc.descriptionDosen pembimbingen_US
dc.description.abstractMeningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk, jumlah kepemilikan kendaraan pribadi serta sistem angkutan umum lainnya akan menciptakan permasalahan lalu lintas terutama pada persimpangan. Yogyakarta merupakan kota pelajar dan sekaligus kota berkembang yang mengalami permasalahan tersebut. Salah satu simpang di Yogyakarta yang memerlukan evaluasi dan peningkatan kinerja adalah simpang empat tak bersinyal Jalan Wates Km 5 Gamping. Simpang empat tak bersinyal Jalan Wates Km 5, Gamping merupakan simpang tak bersinyal yang mempertemukan antara jalan Nasional dengan jalan Kota Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis kinerja simpang kondisi eksisting pada simpang tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja simpang empat tak bersinyal Jalan Wates Km 5 Gamping pada kondisi eksisting serta mengetahui alternatif pemecahan masalah yang tepat. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif, kuantitatif, dan kualitatif. Data yang diperoleh dari survey primer di lapangan pada saat jam puncak pagi, siang dan sore hari kemudian dianalisis dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) dan menggunakan PTV Vissim. Hasil analisis menunjukkan bahwa simpang tak bersinyal Jl.Wates Km 5 pada kondisi eksisting menggunakan MKJI dan PTV VISSIM menunjukkan hasil kinerja simpang yang kurang baik. Analisis dengan MKJI didapatkan kapasitas sebesar 4592 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) 1,24, tundaan simpang (D) 53,391 detik/smp, peluang antrian (QP%) 62,696 % - 128,329 %, dan tingkat pelayanan F. Analisis dengan program PTV VISSIM didapatkan tundaan untuk pendekat utara = 8,20 detik/kend, pendekat timur = 9,43 detik/kend, pendekat selatan = 4,82 detik/kend dan pendekat barat = 68,22 detik/kend, sedangkan untuk panjang antrian pendekat utara = 15,57 meter, pendekat timur = 67,83 meter, pendekat selatan = 11,15 meter, dan pendekat barat = 181,53 meter dengan tingkat pelayanan F. Dari penelitian ini dianalisis tiga solusi yaitu, pertama pemasangan median pada jalan utama, kedua pemberlakuan sistem jalan searah untuk jalan minor, dan ketiga adalah pemasangan median pada jalan utama, pengurangan hambatan samping dan pemberlakuan sistem jalan searah untuk jalan minor. Alternatif pemecahan masalah yang paling tepat untuk perbaikan simpang tak bersinyal Jl.Wates Km 5 adalah dengan pemasangan median pada jalan utama, pengurangan hambatan samping dan pemberlakuan sistem jalan searah untuk jalan minor pada jam sibuk, sehingga tidak ada arus kendaraan dari jalan minor menuju simpang. Maka didapatkan kapasitas (C) 6949 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) 0,78, tundaan simpang (D) 12,64 detik/smp, dan peluang antrian (QP%) = 24,789 % - 49,392 % dengan tingkat pelayanan C. Analisis dengan program PTV VISSIM didapatkan tundaan untuk pendekat timur = 2,35 detik/kend dan pendekat barat = 8,75 detik/kend, sedangkan untuk panjang antrian pendekat timur = 32,68 meter dan pendekat barat = 175,22 meter dengan tingkat pelayanan B.en_US
dc.description.sponsorshipBachnasen_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.relation.ispartofseriesTugas akhir;10511166
dc.subjectSimpang Tak Bersinyalen_US
dc.subjectMKJIen_US
dc.subjectPTV VISSIMen_US
dc.subjectTingkat Pelayanaen_US
dc.titleAnalisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal Empat Lengan (Studi Kasus Simpang Tak Bersinyal Empat Lengan Jalan Wates Km 5, Gamping, Sleman, Yogyakarta)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record