| dc.description.abstract | Pabrik Asam Asetat memberikan prospek yang sangat baik, mengingat kebutuhan Asam Asetat di Indonesia yang semakin meningkat. Desain awal pabrik Asam Asetat dari Asetaldehid direncanakan dibangun di Solo, Provinsi Jawa Tengah di tanah seluas 116.567 m2 dengan kapasitas produksi 100.000 ton/tahun. Pabrik kimia ini akan dioperasikan selama 330 hari atau 24 jam sehari dengan total 190 karyawan. Bahan baku yang dibutuhkan adalah Asetaldehid sebanyak 377.884 ton/tahun.
Proses produksi dijalankan dengan kondisi operasi pada suhu 65 °C dan tekanan sekitar 10 atm, didalam Reaktor Gelembung dan digunakan coil sebagai pendingin reaktor. Reaksi berlangsung dengan konversi 18%, sehingga didapat produk Asam Asetat. Diperlukan air dalam pabrik ini untuk proses utilitas sebesar 281.896 kg/jam, 8.735 kg/jam uap, dan 282 Kwatt tenaga listrik yang disediakan oleh PLN dan juga perlu generator sebagai cadangan. Sebuah parameter kelayakan pendirian pabrik menggunakan analisis ekonomi dengan modal total investasi sebesar Rp 1.182.619.450.761 terdiri dari Penanaman Modal Tetap sebesar Rp 663.274.040.223, dan Modal Kerja sebesar Rp 243.844.384.527. Total Biaya Rp 906.884.162.516 dan Penjualan Tahunan Rp 1.168.320.000.000 sehingga didapatkan keuntungan sebelum pajak Rp 261.435.837.484, dan keuntungan setelah pajak sebesar Rp 125.489.201.992.
Dari analisis data penghitungan setelah pajak, persentase Return On Investment (ROI) sebesar 16,94%, Pay Out Time (POT) setelah pajak sebesar 5,9 tahun, Discounted Cash Flow (DCF) sebesar 9,674%, Break Event Point (BEP) sebesar 48,65%, sedangkan Shut Down Point (SDP) sebesar 20,77%. Dari analisis di atas menunjukkan hasil yang masih berada dalam range standar yang telah ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan pabrik ini layak untuk didirikan. | en_US |
