Show simple item record

dc.contributor.authorRahayu, Anggara Ning
dc.date.accessioned2016-12-13T02:35:42Z
dc.date.available2016-12-13T02:35:42Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/1381
dc.description.abstractKondisi sosial para difabel pada umumya dinilai dalam keadaan memprihatinkan, baik dari aspek ekonomi, pendidikan, keterampilan maupun kemasyarakatannya. Kondisi inilah yang membawa situasi sikap mereka belum seluruhnya memanfaatkan panti sosial yang ada sebagai suatu kebutuhan. Padahal dengan adanya panti social tersebut maka para difabel akan mendapatkan pembelajaran sehingga akan menjadi manusia yang mandiri dan terampil dalam kehidupannya. Maka dari itu re-design Panti Sosial Bina Netra Sadewa sangat diperlukan karena bangunan panti tersebut nantinya diharapkan dapat mewadahi seluruh kegiatan pembelajaran sekaligus sebagai sarana belajar kemandirian bagi para difabel. Permasalahan yang akan diangkat adalah bagaimana merancang Panti Sosial Bina Netra Sadewa yang memperhatikan standar aturan bangunan, kondisi tapak dan stimulan ruang yang mudah dipahami oleh difabel sehingga dapat membantu dalam pembelajaran kemandirian difabel. Metode yang digunakan dalam pengembangan desain yaitu dengan analisis, yaitu pengurai data yang telah diperoleh dan akan disusun sebagai landasan teori dalam perancangan Panti Sosial Bina Netra Sadewa yang kedua adalah sintesa, yaitu tahapan yang merupakan pencarian solusi terhadap perancangan bangunan bagi pelaku yaitu difabel agar dapat memberikan stimulan ruang sehingga membantu dalam pembelajaran kemandirian difabel. Berdasarkan teori mengenai pembelajaran kemandirian difabel, bisa disimpulkan bahwa pembelajaran untuk orang dengan keterbatasan seperti difabel maka pembelajarannyapun berbeda. Maka pembelajaran dengan menitik beratkan pada aspek rangsangan dariobjek bangunan, maka konsep stimulan ruang yang merupakan suatu usaha yang ditujukan bagi difabel untuk memperoleh pemahaman pada objek bangunan. Stimulan pendengaran yang digunakan berasal bunyi dari lingkungan sekitar sedangkan untuk stimulan peraba berasal dari bangunan itu sendiri. Dengan konsep stimulant pendengaran dan peraba tersebut maka difabel akan lebih mudah dalam proses pembelajaran kemandirian dengan keterbatasan yang mereka miliki.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectRe-Desainen_US
dc.subjectPanti Sosial Bina Netra Sadewa Yogyakartaen_US
dc.subjectStimulan Pendengaran dan Perabaen_US
dc.subjectPenanda Ruangen_US
dc.subjectProses Pembelajaranen_US
dc.subjectKemandirian Difabelen_US
dc.titleRe-Desain Panti Sosial Bina Netra Sadewa Yogyakarta: Stimulan Pendengaran dan Peraba sebagai Penanda Ruang pada Proses Pembelajaran Kemandirian Difabelen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record