Show simple item record

dc.contributor.authorPrihatmaji, Yulianto Purwono
dc.date.accessioned2019-02-25T09:06:18Z
dc.date.available2019-02-25T09:06:18Z
dc.date.issued1998
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/13766
dc.description.abstractManusia dahulunya hanyalah satu ummat kemudian mereka berselisih (QS. 10: 19) Dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal.(QS. 49:13) Dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu..QS. 8: 46) Jika ada dua golongan dan orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya (QS. 49:9) Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.. (QS. 49: 10) Belum dinyatakan setia kepada Islam sebelum meninggalkan keakuannya. Banyak orang merasa berjuang untuk Islam walaupun yang diperjuangkan adalah kepentingan akunya, kepantingan kelompoknya, kepentingan golongannya. Mereka memandang golongan yang lain harus disingkirkan karena pahamnya tidak menyenangkan paham mereka. Mereka hanya mau menyumbang bila proyek itu dijalankan oleh golongannya. Mereka hanya mau mendengarkan pengajian bila pengajian itu diorganisasi atau dibimbing oleh orang-orang dari kelompoknya. Apapun yang diperjuangkan tidak pernah bergeser dari keakuannya. Ia merasa Islam menang apabila kelompoknya menang. Ia merasa Islam terancam bila kepentingan golongannya terancam. Ia telah beragama, ia telah mukmin tetapi agamanya masih berkutat dalam keakuannya. Hanya karena saudara sesama muslim berbeda mazhab dengan kita, kita jadikan mimbar pengajian untuk menjelek-jelekkan mereka, membongkar aib mereka bahkan tidak jarang memfitnah mereka dengan segala hal yang teringat dalam benak kita. Kita terbitkan majalah, kita isi majalah itu dengan serangan gencar kepada kelompok Fulan yang menurut kita sudah sesat dan menyesatkan. Kita keluarkan buku, kita tulis di situ semua kata tajam dan menusuk tentang orang-orang yang mempunyai paham berbeda dengan kita. Kita merasa sudah menang, unggul dan berhasil mengalahkan orang lain. Yang kita lupakan ialah kenyataan bahwa mereka yang kita serang itu orang-orang yang rukuk dan sujud kepada Alloh yang Maha Esa, memuliakan Nabi Muhammad SAW, yang mengisi sebagian malamnya dengan membaca Al-Quran dan bermunajat kepada Rabbul 'alamin. Lalu terjadilah perpecahan, masing-masing kelompok hanya mengukur kemenangan dari kepentingan kelompoknya. Kepentingan umat Islam secara keseluruhan luput dari perhatian. Di negeri Belanda, pihak kerajaan memberikan waktu untuk ummat Islam dalam program televisi. Kelompok Islam satu demi satu datang mengklaim bahwa mereka saja yang berhak mengelola program itu. Pada saat yang sama mereka meminta agar kelompok lain tidak diperkenankan masuk ke situ. Karena tidak bisa mencapai kata sepakat, program itu akhirnya dibatalkan. "Lebih baik batal daripada program itu diisi oleh kelompok Fulan", kata pemimpin satu kelompok Islam. Ketika setiap kelompok Islam membangun tembok penghalang dan bukan jembatan, tertutup bagi mereka untuk bertukar informasi. Peradaban Islampun tertahan dalam perkembangannya. Sementara musuh-musuh Islam menemukan peluang untuk menaklukan dunia Islam. Pada masa kita ini sajalah kita menyaksikan seluruh agama besar bersatu untuk menghancurkan kaum muslim melaui westernisai, globalisasi dan modernisasi. Betapa malangnya kita bila tidak bersatu, sementara musuh-musuh kita bersatu suara dan bersatu tindakan. Akan datang kepadamu suatu zaman ketika kamu dikepung oleh musuh-musuh, kamu seperti makanan yang dikellilingi orang-orang lapar Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS. 61:4)en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectStasiun Televisi Islam di Yogyakartaen_US
dc.subjectLandasan Konsepsual Perancanganen_US
dc.titleStasiun Televisi Islam di Yogyakarta Landasan Konsepsual Perancanganen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record