Show simple item record

dc.contributor.authorPutro, Adi Nugroho Sanusi
dc.date.accessioned2019-02-12T08:45:38Z
dc.date.available2019-02-12T08:45:38Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/13553
dc.description.abstractSeptik tank dengan empat chamber merupakan salah satu bangunan pengolahan air limbah domestik (IPAL) komunal yang sudah berumur hampir 8 tahun lamanya hingga sekarang dengan ukuran sebesar 13 x 2 x 1,8 meter vang ada di dusun Jagalan, Ledoksari Purwokinanti, Jogjakarta. Perlunva evaluasi dari studi ini adalah untuk mengetahui bagaimana Septik tank komunal sebagai IPAL dapat meremoval bahan-bahan berbahaya yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga di area Purwokinanti sehingga aman bagi lingkungan terutama untuk kandungan amonium. COD dan TSS. Untuk pemeriksaan COD menggunakan metode spektrofotomeiri secara Closed reflux. SNI M-70-1990-03. Pemeriksaan TSS menggunakan metode gravimetri, SNI 06-6989.3-2004 dan pemeriksaan amonium menggunakan metode serapan nessler secara spectrofotometrik SNIM-48-1990-03. Analisa data kuisioner menggunakan metode statistik secara diskriptif. Dan dari hasil analisa tersebut disimpulkan bahwa sistem kerja pengelolaan IPAL komunal di daerah Purwokinanti belum optimal dikarenakan beberapa faktor seperti biaya operasi pemeliharaan IPAL serta kurangnya rasa memiliki dari setiap warga terhadap IPAL. Untuk menguji perbedaan hasil analisis air limbah domestik antara inlet dan outlet menggunakan metode statistik anova satu jalur. Dan dari hasil uji anova diketahui bahwa antara kandungan COD. TSS inlet dan outlet terdapat perbedaan yang signifikan, sedangkan amonium inlet dan outlet tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa COD dan TSS mengalami penurunan dengan eflsiensi sebesar 47,26 % dan 30.95 % sedangkan amonium relative stabil tidak terjadi penurunan. Karena perbedaan elevasi terlalu tinggi antara saluran sewer kota dengan saluran sistem komunal maka dilakukan perhitungan pompa. Dari hasI perhitungan didapatkan hasil bahwa Head pompa yang dibutuhkan sebesar 4 meter dengan debit sebesar 7,56 m³/ hr. Dengan demikian maka penggabungan antara sistem komunal dengan sistem sewer kota mungkin untuk dilakukan namun pertimbangannya adalah pada biaya operasi dan pemeliharaan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectCOD TSSen_US
dc.subjectAmoniumen_US
dc.subjectSeptik tank komunalen_US
dc.subjectPurwokinantien_US
dc.titleEvaluasi Sistem Pengelolaan Air Buangan Terdesentralisasi di Wilayah Purwokinanti Jogjakartaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record