PERANCANGAN PURBALINGGA TECHNO PARK DENGAN PENDEKATAN SOUNDSCAPE DAN KETEPAT GUNAAN LAHAN Purbalingga Techno Park Design Based on Soundscape and Appropriate Site Development Approach
Abstract
Tujuan utama dari perancangan ini adalah merancang bangunan yang dapat mendukung dan mewadahi perkembangan industri knalpot Purbalingga sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Sedangkan tujuan khusus dari perancangan ini adalah merancang bangunan dan kawasan Techno Park di Kabupaten Purbalingga dengan pendekatan soundscape dan tepat guna lahan. Kabupaten Purbalingga terkenal akan produksi knalpotnya yang dikerjakan oleh pelaku usaha industri kecil dan menengah (IKM). Perkembangan industri knalpot ini bisa dibilang sangat pesat dikarenakan pertumbuhan industri knalpot antara tahun 2005 dan 2010 meningkat sebesar 89% dari total sebanyak 59 unit usaha menjadi 112 unit usaha. Peningkatan sebesar 54% juga terjadi antara tahun 2010 dan 2015 yang awalnya hanya 112 unit usaha menjadi 173 unit usaha. Peningkatan jumlah usaha tersebut perlu juga didukung dengan peningkatan kualitas produksi khususnya oleh pemerintah. Untuk itu berdasarkan permasalahan di atas, perancangan techno park sangat cocok dilakukan untuk mendukung perkembangan industri knalpot tersebut karena selain dapat mewadahi dan memberikan ruang untuk pelaku usaha baru, namun juga dapat memberikan pelatihan dan memacu inovasi pada industri dan pelaku usaha knalpot tersebut. Selain itu, terdapat masalah kebisingan yang diakibatkan oleh aktifitas produksi knalpot tersebut serta berkurangnya lahan hijau akibat pembangunan secara umum dan perkembangan industri knalpot secara khusus. Pendekatan pengendalian soundscape diambil sebagai solusi atas permasalah kebisingan tersebut melalui 2 prinsip utama yaitu (1) meredakan kebisingan setempat dan (2) menciptakan sumber suara baru yang menyenangkan bagi pengguna. Pendekatan Tepat Guna Lahan oleh GBCI tahun 2013 digunakan sebagai solusi terhadap permasalahan berkurangnya lahan hijau. Strategi yang diterapkan pada perancangan berdasarkan pendekatan soundscape adalah penggunaan vegetasi sebagai barrier kebisingan, pengisolasian sumber bising, pemanfaatan kontur/level tapak, dan penggunaan water feature untuk menghadirkan suara alami. Strategi yang diterapkan pada perancangan berdasarkan Tepat Guna Lahan secara garis besar adalah meminimalisir perkerasan pada tapak serta penggunaan greenroof dan greenwall untuk memaksimalkan lahan hijau. Dengan perancangan ini, maka didapat bangunan yang dapat mewadahi pelaku usaha knalpot yang minim kebisingan serta memaksimalkan lahan hijau pada tapak.
Collections
- Architecture [3648]