dc.description.abstract | Air adalah faktor utama kerusakan pada perkerasan jalan. Curah hujan
yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya genangan air diatas permukaan jalan
apabiia tidak didukung oleh kemiringan jalan vang baik dan system drainase
yang memadai. Sifat keasaman air hujan ini juga dapat mempercepat kerusakan
yang terjadi pada struktur-struktur bangunan. Penggunaan aspal yang tidak
dimodifikasi biasanya sulit memenuhi kriteria yang harus dipunyai oleh
perkerasan yang baik dan bermutu. Retona (Refinered Butomi Asphalt)
merupakan hasil ekstraksi dari aspal Baton yang mempunyai sifat unggul
dibandingkan dengan aspal hasil destilasi minyak bumi. Retona dapat mernjadi
salah satu bahan alternalif untuk memperbaiki kinerja aspal. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan mengevaluasi penggunaan Retona sebagai bahan
pengganti aspal terhadap karaktenstik Marshall pada campuran HRS B dengan
perendaman air hujan dan air murni.
Setelah dilakukan penelitian bahan, dibuat benda uji untuk mencari KAO
(Kadar Aspal Optimum) dengan analisis Marshall. Untuk acuan digunakan
spesifikasi tebus Dinas Kimpraswil Bidang Bina Marga 2002 dan sebagai
pembanding digunakan spesifikasi menurut Bina Marga 1987. Setelah didapat
KAO dicari Retona Optimum sebagai pengganti aspal dan filler. Kemudian dari
hasil tersebut, dibuat benda uji dengan KAO dan Retona Optimum sebagai
pembanding variasi rendaman air hujan dan air murni. Untuk penambahan 0,5%
KAO dan pengurangan 0,5 % KAO digunakan untuk mencan nilai IKS (Indeks
Kekuatan Sisa). Sedangkan untuk variasi suhu (50˚C, 60˚C dan 70˚C) digunakan
untuk mencari sifat ketahanan dan campuran terhadap perubahan suhu. Yang
terakhir adalah pengujian benda uji perendaman air hujan selama 3 hari dilkukan di alam terbuka, kemudian dilakukan pengujian di laboratorium dengan uji Marshall.
Hasil penelitian ekstrasi retona didapat hasil kandungan kadar
bitumennya sebesar 0,55 % dan kadar fillernya sebesar 0,45 %. Untuk Kadar
Aspal Optimum dicapai pada kadar aspal 6,3 %, sedangkan untuk Retona
Optimum adalah 2,0 %. Dan hasil IKS menunjukkan nilai stabilitas dan flow
campuran yang direndam air hujan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan
campuran yang direndam air murni. Kecenderungan ini ditunjukkan juga dengan
rendahnya nilai stabilitas bila campuran memakai KAO dibandingkan dengan
memakai Retona Optimum. Untuk penurunan dan kenaikkan suhu perendaman
dan suhu standar 60˚C yaitu 50˚C, 60˚C dan 70˚C menunjukkan nilai stabilitas
campuran KAO lebih rendah dihandingkan dengan nilai stabilitas campuran
Retona Optimum Dan kecenderungan mi aspal yang dimodifikasi dengan Retona
lebih tahan terhadap pengaruh penurunan dan kenaikkan suhu perendaman
dibandingkan dengan hanya memakai aspal biasa saja. Sedangkan untuk
perendaman 3 hari di alam terbuka menunjukkan nilai stabilitas dan flow dan
campuran yang menggunakan Retona Optimum cenderung lebih tahan terhadap
pengaruh sifat keasaman air hujan dibandingkan dengan pemakaian tanpa
menggunakan Retona. | en_US |