Show simple item record

dc.contributor.authorHassannoesi, Achmad Rizaldi
dc.contributor.authorWidodo, Slamet
dc.date.accessioned2019-02-11T09:05:02Z
dc.date.available2019-02-11T09:05:02Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/13503
dc.description.abstractAir adalah faktor utama kerusakan pada perkerasan jalan. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya genangan air diatas permukaan jalan apabiia tidak didukung oleh kemiringan jalan vang baik dan system drainase yang memadai. Sifat keasaman air hujan ini juga dapat mempercepat kerusakan yang terjadi pada struktur-struktur bangunan. Penggunaan aspal yang tidak dimodifikasi biasanya sulit memenuhi kriteria yang harus dipunyai oleh perkerasan yang baik dan bermutu. Retona (Refinered Butomi Asphalt) merupakan hasil ekstraksi dari aspal Baton yang mempunyai sifat unggul dibandingkan dengan aspal hasil destilasi minyak bumi. Retona dapat mernjadi salah satu bahan alternalif untuk memperbaiki kinerja aspal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengevaluasi penggunaan Retona sebagai bahan pengganti aspal terhadap karaktenstik Marshall pada campuran HRS B dengan perendaman air hujan dan air murni. Setelah dilakukan penelitian bahan, dibuat benda uji untuk mencari KAO (Kadar Aspal Optimum) dengan analisis Marshall. Untuk acuan digunakan spesifikasi tebus Dinas Kimpraswil Bidang Bina Marga 2002 dan sebagai pembanding digunakan spesifikasi menurut Bina Marga 1987. Setelah didapat KAO dicari Retona Optimum sebagai pengganti aspal dan filler. Kemudian dari hasil tersebut, dibuat benda uji dengan KAO dan Retona Optimum sebagai pembanding variasi rendaman air hujan dan air murni. Untuk penambahan 0,5% KAO dan pengurangan 0,5 % KAO digunakan untuk mencan nilai IKS (Indeks Kekuatan Sisa). Sedangkan untuk variasi suhu (50˚C, 60˚C dan 70˚C) digunakan untuk mencari sifat ketahanan dan campuran terhadap perubahan suhu. Yang terakhir adalah pengujian benda uji perendaman air hujan selama 3 hari dilkukan di alam terbuka, kemudian dilakukan pengujian di laboratorium dengan uji Marshall. Hasil penelitian ekstrasi retona didapat hasil kandungan kadar bitumennya sebesar 0,55 % dan kadar fillernya sebesar 0,45 %. Untuk Kadar Aspal Optimum dicapai pada kadar aspal 6,3 %, sedangkan untuk Retona Optimum adalah 2,0 %. Dan hasil IKS menunjukkan nilai stabilitas dan flow campuran yang direndam air hujan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan campuran yang direndam air murni. Kecenderungan ini ditunjukkan juga dengan rendahnya nilai stabilitas bila campuran memakai KAO dibandingkan dengan memakai Retona Optimum. Untuk penurunan dan kenaikkan suhu perendaman dan suhu standar 60˚C yaitu 50˚C, 60˚C dan 70˚C menunjukkan nilai stabilitas campuran KAO lebih rendah dihandingkan dengan nilai stabilitas campuran Retona Optimum Dan kecenderungan mi aspal yang dimodifikasi dengan Retona lebih tahan terhadap pengaruh penurunan dan kenaikkan suhu perendaman dibandingkan dengan hanya memakai aspal biasa saja. Sedangkan untuk perendaman 3 hari di alam terbuka menunjukkan nilai stabilitas dan flow dan campuran yang menggunakan Retona Optimum cenderung lebih tahan terhadap pengaruh sifat keasaman air hujan dibandingkan dengan pemakaian tanpa menggunakan Retona.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPengaruh Suhuen_US
dc.subjectLama Perendaman Air Hujanen_US
dc.subjectKarakteristik Campuran Perkerasan HRS Ben_US
dc.subjectBahan Tambah Retonaen_US
dc.titlePengaruh Suhu dan Lama Perendaman Air Hujan pada Karakteristik Campuran Perkerasan HRS B dengan Bahan Tambah Retonaen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record