Show simple item record

dc.contributor.authorSari, Pratintya Ambar
dc.date.accessioned2019-02-01T08:03:39Z
dc.date.available2019-02-01T08:03:39Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/13459
dc.description.abstractKelembutan adalah lambang dari kehidupan manusia, khususnya di perkotaan, memberikan nuansa kelembutan tersendiri. Sedangkan kekerasan adalah lambang dari kematian. Suatu kota yang hanya sarat dijejali dengan beton, besi, baja, batu dan bata yang serba keras, tidak dilengkapi dengan ruang terbuka dari penghijauan yang mencerminkan kelembutan, berarti sudah dekat dengan ambang kematian. Sebaliknya kota yang kaya dengan taman dan ruang terbuka, apalagi memiliki hutan kota, berarti kota yang menjanjikan kehidupan. Agak ironis apabila kota-kota di negeri tropis seperti Indonesia kurang menghormati indahnya taman atau tanaman dan sering kali bersikap lebih mengalahkan tanaman demi bangunan dan padang beton untuk parkir. Penduduk kota merasa sesak lantaran tidak memiliki cukup ruang terbuka yang menyegarkan mata, dada, dan batin mereka. Taman baca merupakan salah satu diantara sarana dan sumber belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui beraneka ragam bacaan. Taman bacaan kota membantu mendidik masyarakat luas di setiap waktu sehingga dapat mendukung kegiatan pendidikan formal maupun non formal sebagai penyebar informasi dalam bentuk tulisan maupun non tulisan yang merupakan bagian dari sistem pendidikan masyarakat ( society education ) dan informasi. Taman ini tidak hanya sebagai tempat bersantai karena, taman ini juga bisa menjadi ruang belajar terbuka pengunjung. Selain, tentu saja, bisa sekaligus sebagai ruang bermain. Unsur yang penting bagi taman baca atau taman belajar ini adalah suasananya yang terbuka. Angin bias bertiup dengan bebas. Dengan demikian, ruangan akan menyatu dengan alam dan tanam-tanaman. Meski demikian, karena dimaksudkan sebagai tempat belajar dan tempat baca, tentu saja taman ini tetap perlu dilengkapi dengan bangunan. Taman Baca dan Rekreasi ini direncanakan di bangun di Kotabaru. Dimana kawasan tersebut merupakan salah satu dari kawasan cagar Budaya di Yogyakarta. Sehingga mempertimbangkan juga dalam merencanakan suatu bangunan fasilitas umum yang konteks dengan kawasan kolonial. Nilai-nilai tersebut selain diterapkan ke dalam bangunan juga diterapkan pada penataan Landscape agar fungsi bangunan maupun lahan dari macam kegiatan yang berbeda-beda dalam memilih suasana dapat terpenuhi oleh pengunjung.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectTaman Baca dan Rekreasi Kridosonoen_US
dc.subjectReading Court and Recreation Kridosonoen_US
dc.subjectPenataan fasilitas Taman Bacaen_US
dc.subjectArsitektur kolonialen_US
dc.titleTaman Baca dan Rekreasi Kridosono Reading Court and Recreation Kridosono Penataan fasilitas Taman Baca dan Rekreasi dengan pendekatan Arsitektur kolonialen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record