Show simple item record

dc.contributor.advisorGeradi Yudhistira, S.sos., M.A.,
dc.contributor.authorREGINA DWI ASTRIA, 14323105
dc.date.accessioned2019-01-28T07:55:35Z
dc.date.available2019-01-28T07:55:35Z
dc.date.issued2018-11-21
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/13325
dc.description.abstractSengketa Laut Tiongkok Selatan merupakan masalah yang elum terselesaikan untuk Filipina dan Tiongkok. Filipina dibawah pemerintahan Presiden Aquino merupakan negara yang aktif dalam mengecam klaim Tionkok di Laut Tiongkok Selatan hingga melayangkang kasus ini ke pengadilan arbitrase internasional, Den Haag, Belanda. Namun pada pemerintahan Presiden Duterte sikap Filipina mulai melunak kepada Tiongkok dan pada pemerintan Presiden Duterte ini lebih memilih untuk melakukan kerjasama ekplorasi sumber daya alam yang ada di Laut Tiongkok Selatan. Melalui teori Rational Choice disini akan dijabarkan mengenai faktor-faktor mendasar yang menjadi alasan perubahan kebijakan Filipina dalam sengketa laut Tiongkok selatan. Hubungan bilateral yang buruk antara Filipina dan Tiongkok dibawah pemerintahan Presiden Aquino ini menjadi tantangan tersendiri oleh Presiden Duterte untuk memperbaiki hubungan dengan Tiongkok. Presiden Duterte berpikir bahwa memiliki hubungan yang baik dengan Tiongkok akan mendatangkan keuntungan bagi Filipina.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectLaut Tiongkok Selatanen_US
dc.subjectTiongkoken_US
dc.subjectFilipinaen_US
dc.subjectDuterteen_US
dc.subjectAquinoen_US
dc.titleANALISIS KEBIJAKAN FILIPINA DALAM SENGKETA LAUT TIONGKOK SELATAN PADA MASA PEMERINTAHAN DUTERTE (2016-JULI 2018)en_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record