Show simple item record

dc.contributor.advisorDr. Diana, S.T., M.Sc.
dc.contributor.authorFadila Oktafiani, 14521317
dc.date.accessioned2019-01-25T07:33:11Z
dc.date.available2019-01-25T07:33:11Z
dc.date.issued2018-11-12
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/13284
dc.description.abstractAsetaldehida, atau juga dikenal sebagai etanal, adalah sebuah senyawa organik dari kelompok aldehida, dengan rumus kimia CH3CHO atau MeCHO. Proses pembuatan asetaldehida dapat diperoleh dengan Proses Dehidrogenasi etanol dalam fase gas pada reaktor fixed bed multitube menggunakan katalis CuCr dengan konversi 50%. Reaksi berlangsung pada suhu 260 oC dan tekanan 2,5 atm. Prarancangan pabrik Asetaldehida dari etanol dengan kapasitas 30.000 ton/tahun ini direncanakan akan dibangun di Sroyo, Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah. Pabrik ini direncanakan akan beroperasi selama 24 jam dalam sehari selama 330 hari dalam setahun dengan jumlah pekerja sebanyak 278 orang. Untuk menghasilkan produk Asteladehida yang diinginkan, proses membutuhkan etanol 95% sebesar 5.136,2456 kg/jam sebagai bahan baku. Bahan baku dipasok dari PT Indo Acidatama Tbk Karanganyar, Jawa Tengah tahun dan dari PT. Eterindo Wahanatama, Jawa Timur. Utilitas pendukung meliputi penyediaan air pendingin sebesar 218.501,5692 kg/jam, air untuk kebutuhan steam 18.352,2675 kg/jam, air untuk keperluan domestik 3.300 kg/jam, kebutuhan listrik sebesar 215,5 kW, dan kebutuhan bahan bakar berupa fuel oil sebesar 968,01 kg/jam. Dari hasil analisis ekonomi diperoleh Fixed Capital Investment (FCI) sebesar Rp 344.946.014.985,85 dan Working Capital Investment (WCI) Rp 481422.719.360,69. Dengan mengambil asumsi pajak sebesar 30%, didapatkan keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 115.998.725.911,21 dan keuntungan setelah pajak sebesar Rp 81.199.108.137,85. Return on Investment (ROI)b sebelum pajak sebesar 33,6 % dan Return on Investment (ROI)a setelah pajak sebesar 23,5 %. Pay Out Time (POT)b sebelum pajak diperoleh selama 2,3 tahun dan Pay Out Time (POT)a setelah pajak diperoleh selama 2,9 tahun. Break Even Point (BEP) diperoleh sebesar 48,16% (syarat BEP 40-60%) dan Shut Down Point (SDP) sebesar 26,58 % serta Discounted Cash Flow Rates of Return (DCFRR) diperoleh sebesar 17,35 %. Dari tinjauan proses, pabrik ini tergolong pabrik beresiko rendah karena prosesnya berlangsung pada kondisi operasi (suhu dan tekanan) moderat dan menggunakan bahan yang tidak berbahaya, beracun, dan tidak memerlukan penanganan khusus. Dari hasil evaluasi ekonomi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semua parameter memenuhi persyaratan pabrik beresiko rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prarancangan pabrik Asetaldehida dengan kapasitas 30.000 ton/tahun ini layak dikaji lebih lanjut untuk didirikan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAsetaldehidaen_US
dc.subjectEtanolen_US
dc.subjectDehidrogenasien_US
dc.subjectFixed Bed Multitubeen_US
dc.titlePRARANCANGAN PABRIK ASETALDEHIDA DARI ETANOL DENGAN PROSES DEHIDROGENASI KAPASITAS 30.000 TON/TAHUNen_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record