Show simple item record

dc.contributor.advisorr.Dalyono, M.S.I., C.Text.ATI.
dc.contributor.advisorLilis Kistriyani, S.T., M.Eng.
dc.contributor.authorDita Amaliana, 14521300
dc.date.accessioned2019-01-25T06:48:04Z
dc.date.available2019-01-25T06:48:04Z
dc.date.issued2018-11-04
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/13279
dc.description.abstractProduksi Asetat anhidrat memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan, bila ditinjau dari potensi bahan baku maupun industri pemakainya, namun hingga saat ini sektor ini belum dikembangkan secara maksimal. Melihat prospek pasar dan perkembangan konsumsi Asetat Anhidrat di Indonesia untuk berbagai sektor industri terutama industri farmasi yang terus meningkat setiap tahunnya, maka perlu dilakukan kajian pasar untuk mengetahui prospek pendirian pabrik baru dalam bentuk pra perancangan pabrik. Pabrik ini direncanakan didirikan di kawasan industri Bawen, Semarang, Jawa Tengah dengan kapasitas produksi 24.000 ton pertahun. Adapun pendiriannya dimulai pada awal tahun 2023 dan akan mulai beroperasi pada awal tahun 2025. Proses yang digunakan pada pabrik asetat anhidrat ini adalah dengan mereaksikan ketene yang diperoleh dari thermal cracking aseton dengan asam asetat pada reaktor bubble yang bersuhu 80 oC dan bertekanan 1 atm. Perusahaan ini berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) dimana struktur organisasi yang dipakai adalah garis dan staf. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang manager dengan jumlah karyawan 130 orang. Pabrik asetat anhidrat ini membutuhkan bahan baku asam asetat diperoleh dari PT Indo Acidatama Tbk, Solo sebanyak 14.822,8034 ton/tahun, dan Aseton diperoleh dari Shell Oil Company, USA sebanyak 15.341,3874 ton/tahun serta Air sebanyak 273.614,3678 kg/tahun yang diolah dari sungai Bengawan Solo. Listrik 366,9087 kW dari PLN dengan cadangan generator, bahan bakar minyak diesel sebanyak 46,2130 kg/tahun, steam sebesar 18311,4393 kg/jam dan udara tekan sebanyak 46,728 m3/jam Dari hasil analisa ekonomi yang dilakukan, diperoleh Pembangunan konstruksi dan instalasi pabrik dilakukan selama satu tahun sehingga pabrik dapat beroperasi mulai tahun 2025 . Keuntungan sebelum pajak Rp 143.094.165.433 /tahun, dan keuntungan setelah pajak 25% sebesar Rp 107.320.624.075/tahun. Presentase ROI sebelum pajak sebesar 46,10% dan ROI setelah pajak sebesar 34,58%. Syarat ROI sebelum pajak untuk pabrik kimia dengan resiko tinggi minimum adalah 44% (Aries dan Newton, 1955). POT sebelum pajak selama 1,8 tahun dan POT setelah pajak selama 2,2 tahun. Syarat POT sebelum pajak untuk pabrik kimia dengan resiko tinggi maksimum adalah 2 tahun (Aries dan Newton, 1955). Break Event Point (BEP) pada 40,49%, dan Shut Down Point (SDP) pada 25,01%. BEP untuk pabrik kimia pada umumnya adalah 40–60%. Dari hasil analisa ekonomi di atas dan jika di tunjang dengan perekonomian Indonesia yang stabil, maka pabrik Asetat Anhidrat dengan kapasitas 24.000 ton pertahun layak (feasible) didirikan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAsetat Anhidraten_US
dc.subjectAsam Asetaten_US
dc.subjectAsetonen_US
dc.titlePRA RANCANGAN PABRIK ASETAT ANHIDRAT DARI ASAM ASETAT DAN ASETON DENGAN KAPASITAS 24.000 TON/TAHUN PERANCANGAN PABRIKen_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record