PENGARUH INTERMITTENT FASTING TERHADAP KADAR SUPEROKSIDA DISMUTASE (SOD) PADA MENCIT BALB-C
Abstract
Latar belakang : Hepar merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh untuk mendetoksifikasi segala zat yang masuk ke dalam tubuh. Peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) menyebabkan stres oksidatif pada tubuh dimana tahap awal dapat dilihat di hepar. Intermittent fasting (IF) merupakan pencetus stres oksidatif yang ringan, tubuh akan mengatasi keadaan stres oksidatif ringan melalui peningkatan enzim antioksidan tubuh salah satunya superoksida dismutase (SOD).
Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh IF pada kadar SOD antara kelompok perlakuan IF dan kelompok kontrol.
Metode : Penelitian ini berupa penelitian experimental laboratory post test control group design dengan randomized control group. Subjek penelitian ini adalah mencit BALB-C jantan umur 6 bulan yang diberi perlakuan IF. Kelompok AL (kontrol normal) diberi pakan standar (AIN93) dan minum ad libitum setiap hari. Kelompok HF (kontrol negatif) diberi perlakuan pemberian pakan tinggi lemak dan minum ad libitum setiap hari. Kelompok IF (kelompok uji) diberi perlakuan IF dengan durasi puasa 14 jam (pukul 17.00 hingga pukul 07.00) setiap selang satu hari, diberi pakan standar dan minum ad libitum saat tidak berpuasa. Kadar SOD diperoleh menggunakan metode spektrofotometri. Normalitas data diuji dengan Shapiro-Wilk. Kemudian dianalisis dengan uji statistik parametrik One Way ANOVA.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Uji One Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan kadar SOD hepar antara tikus yang diberi perlakuan IF dibandingkan kelompok kontrol. Rerata kadar SOD hepar kelompok AL=52,86 %, kelompok IF=68,57 %, dan kelompok HF=38,57 % dengan nilai p=0,000 (p<0,05).
Simpulan : Terdapat pengaruh IF terhadap rerata kadar SOD berupa rerata kadar SOD hepar pada kelompok IF lebih tinggi signifikan dibandingkan kelompok AL maupun kelompok HF.
Collections
- Medical Education [2279]