Show simple item record

dc.contributor.authorHendrajaya, Taufan
dc.contributor.authorTriyoga, Bayu Rahutomo
dc.date.accessioned2019-01-23T04:55:47Z
dc.date.available2019-01-23T04:55:47Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/13138
dc.description.abstractKebutuhan akan besi dan baja di Indonesia semakin meningkat. Pengolahan bijih besi menjadi besi dan baja akan diiringi dengan hasil sisa peleburan bijih besi yang jumlahnya relatif cukup besar. Hasil sisa peleburan bijih besi adalah limbah berupa steel slag. Steel slag tersebut dapat dimanfaatkan untuk beberapa tujuan, maka steel slag akan mempunyai nilai ekonomis dan tidak akan menimbulkan dampak yang negatif bagi lingkungan sekitarnva. Pada umumnya pembuatan beton menggunakan agregat kasar berupa split. Akan tetapi untuk daerah tertentu mungkin agregat kasar (split) sulit didapat dan mahal harganya. Untuk itu diupayakan mencari solusi dan alternatif bahan lain sebagai pengganti agregat kasar. Steel slag ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif lain pengganti agregat kasar dalam campuran beton, karena steel slag ini mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan kerikil baik bentuk permukaanya yang kasar, bersudut banyak dan memiliki nilai keausan yang kecil. Banyaknya limbah hasil peleburan bijih besi yang jumlahnya relatif cukup banyak yaitu sekitar ± 7560 ton/hari dan belum dimanfaatkan secara optimal sehingga perlu adanya suatu pengembangan penelitian untuk membuat komposisi campuran beton menggunakan bahan pengganti agregat kasar (split) dengan batuan stell slag. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan seberapa besar pengaruh steel slag terhadap kuat desak beton dan untuk mendapatkan beton yang lebih kuat dan ekonomis melalui uji laboratorium. Dalam penelitian ini akan di desain suatu campuran beton dengan menggunakan agregat kasar berupa steel slag ( limbah baja ) yang kemudian akan dibandingkan kekuatan desaknya dengan beton menggunakan agregat kasar kerikil. Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium dengan membuat 36 benda uji silinder beton. Dari 36 benda uji tersebut akan dibagi lagi sesuai dengan variasi hari, yaitu 7,14 dan 28 hari sehingga untuk tiap variasi hari terdapat 12 benda uji, 6 benda uji untuk beton yang menggunakan agregat kasar kerikil dan 6 benda uji untuk beton yang menggunakan agregat kasar steel slag. Adapun hasil penelitian yang akan kami bahas dalam penelitian ini meliputi berat jenis beton dan nilai kuat desak beton tersebut. Beton dengan agregat steel slag memiliki berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan beton normal yang menggunakan agregat kerikil, karena steel slag memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingkan kerikil. Karena memiliki berat jenis yang lebih besar maka volume steel slag dalam lm³ komposisi campuran beton akan menjadi lebih banyak. Beton yang menggunakan agregat kasar kerikil memiliki perbandingan Pc : Ps : Kr : Air = 1 : 1,49 : 2,21 : 0,463. Sedangkan untuk campuran beton yang menggunakan agregat kasar steel slag memiliki perbandingan Pc : Ps : steel slag : Air = 1 : 1,37 : 3,32 : 0,463. Untuk nilai kuat tekan rata-rata beton yang menggunakan agregat kasar steel slag pada umur 14 hari dan 28 hari ternyata lebih rendah dari beton yang menggunakan agregat kasar kerikil pada umur yang sama. Rendahnya kuat desak beton yang menggunakan agregat kasar steel slag dikarenakan sifat dari batuan steel slag itu sendiri yang lebih cepat aus daripada kerikil yaitu sebesar 24,06 % lebih tinggi dari nilai keausan kerikil sebesar 23 %.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPemanfaatan Limbah Bajaen_US
dc.subjectSteel Slagen_US
dc.subjectBahan Pengganti Agregat Kasaren_US
dc.subjectKomposisi Campuran Betonen_US
dc.subjectPenelitian Laboratoriumen_US
dc.titlePemanfaatan Limbah Baja (Steel Slag) untuk Bahan Pengganti Agregat Kasar pada Komposisi Campuran Beton (Penelitian Laboratorium)en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record