dc.contributor.author | Fatimah | |
dc.date.accessioned | 2019-01-03T02:59:39Z | |
dc.date.available | 2019-01-03T02:59:39Z | |
dc.date.issued | 2007 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/12346 | |
dc.description.abstract | Pada masa sekarang. setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kemampuan
bersaingnya. Hal ini menyebabkan pihak manajemen memerlukan informasi yang
tepat sebagai dasar untuk menetapkan keputusan diantaranya adalah dalam
penentuan harga pokok produk. Harga pokok produk merupakan informasi biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi. Penentuan harga pokok produk secara
konvensional tidak memberikan hasil yang akurat maka diperlukan pendekatan
baru dengan sistem Activity Based Costing (ABC). Dalam sistem akuntansi
konvensional biaya overhead dialokasikan secara merata ke semua produk dengan
menggunakan dasar alokasi volume produk. Sistem ABC membebankan biaya
overhead berdasarkan aktivitas pada cost driver (pemicu biaya) yang
menghubungkan aktivitas yang dilaksanakan untuk produk dan membebankan
biaya aktivitas tersebut secara langsung kepada produk dengan menggunakan cost
driver. Sistem ABC dilakukan dengan dua tahap yaitu pembebanan biaya
overhead pabrik dengan menelusuri biaya dari sumber daya ke aktivitas yang
dikonsumsinya dan penelusuran biaya dari setiap cost pool (kelompok biaya) ke
produk dengan menggunakan pool rate (tarif kelompok). CV. New Prambanan
dalam menetapkan harga pokok produk masih menggunakan sistem akuntansi
konvensional tarif tunggal satu pabrik, sedangkan dalam penelitian ini dilakukan
penetapan harga pokok produk dengan sistem konvensional tarif tunggal satu
pabrik, sistem konvensional tarif dua departemen dan sistem ABC, untuk dua
buah produk yaitu lemari pakaian pintu tiga dan tempat tidur ukuran satu koma
enam meter model minimalis. Dari perhitungan dan analisa yang telah dilakukan
pada dua produk tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem konvensional: 1 tarif
tunggal satu pabrik dan tarif dua departemen mengalami over costing Tarif
tunggal satu pabrik menetapkan harga pokok produk over costing untuk produk
lemari sebesar Rp 74.004,126; untuk produk tempat tidur sebesar Rp 36.993,062;
sedangkan sistem dua departemen menetapkan harga pokok produk over costing
untuk produk lemari sebesar Rp 61.535,56; untuk produk tempat tidur sebesar
Rp8.805.805;. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Analisis Penerapan Sistem ABC | en_US |
dc.subject | Activity Based Costing | en_US |
dc.subject | Dua Departemen | en_US |
dc.subject | Menghitung Harga Pokok Produk | en_US |
dc.subject | Studi Kasus | en_US |
dc.subject | CV. New Prambanan Furniture | en_US |
dc.subject | Cilacap | en_US |
dc.subject | Harga pokok produk | en_US |
dc.subject | sistem konvensional | en_US |
dc.subject | tarif tunggal satu pabrik | en_US |
dc.subject | tarif dua departemen | en_US |
dc.subject | system Activity Bused Costing (ABC) | en_US |
dc.subject | cost driver | en_US |
dc.subject | cost pool | en_US |
dc.subject | pool rate | en_US |
dc.title | Analisis Penerapan Sistem ABC (Activity Based Costing) dengan Dua Departemen untuk Menghitung Harga Pokok Produk ( Studi Kasus CV. New Prambanan Furniture, Cilacap ) | en_US |