Sekolah Dasar Inklusif di Imogiri, Bantul Integrasi Perbedaan Kemampuan (Difabilitas) dan Lingkungan Sekitar dalam Perancangan
Abstract
Tidak ada manusia diciptakan sama yang satu dengan lainnya atau tidak
memiliki kekurangan. Juga tidak ada manusia yang ingin dilahirkan ke dunia ini
dengan mengalami kelainan. Kelainan seseorang tidak memandang dari suatu
suku atau bangsa. Orang yang mengalami kelainan dianggap sosok yang tidak
berdaya dan berbeda, sehingga perlu dibantu dan dikasihani. Bencana alam
yang terjadi di Yogyakarta mengakibatkan sebagian orang menjadi difabel
termasuk anak-anak. Keadaan ini menyebabkan banyak anak tidak dapat
melanjutkan pendidikan karena terbatasnya fasilitas pendidikan yang dapat
menampung semua peserta didik baik yang normal maupun yang berkelainan
yang dapat mengintegrasikan perbedaan kemampuan (difabilitas) dan
lingkungan sekitar.
Sekolah Dasar Inklusif merupakan fasilitas pendidikan yang dapat
menampung kebutuhan anak baik yang berkelainan maupun normal sesuai
dengan kurikulum Depdiknas yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaannya. Fasilitas pendidikan yang memperhatikan standart aksesibilitas
dan pedoman teknis bangunan sekolah luar biasa dalam merancang dan
menciptakan susunan ruang dan sirkulasi yang mewadahi proses kegiatan
belajar mengajar yang mudah dipahami oleh difabel.
Perancangan sekolah yang dapat mendukung interaksi di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan sekitar. Interaksi di lingkungan sekolah antara
pengelola, siswa maupun pengelola dan siswa yang dapat mendukung integrasi
yang didukung dengan fasilitas di lingkungan sekolah yang dapat digunakan
sebagai area pembelajaran yang dapat meningkatkan kepekaan indera maupun
pengetahuan bagi anak berkebutuhan khusus maupun anak lain (normal)
maupun interaksi di lingkungan sekitar yang melibatkan masyarakat dalam
pengelolaannya yang dapat mendukung integrasi dengan lingkungan sekitar
yang dapat merubah pandangan masyarakat tentang anak berkebutuhan
khusus.
Collections
- Architecture [3658]