Show simple item record

dc.contributor.authorRosanty, Indah Sekarina
dc.date.accessioned2018-12-21T01:41:58Z
dc.date.available2018-12-21T01:41:58Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/12239
dc.description.abstractPermukiman tepi sungai Gadjah Wong, tepatnya RT 07 RW 02 Dusun Papringan Kabupaten Sleman secara umum memiliki problematika yang ditunjukkan oleh suatu tipologi fenomenal melalui kondisi fisiknya. Kondisi fisik yang terbangun oleh masyarakat permukiman terlihat kumuh bagi orang luar akibat perilaku masyarakatnya seperti meletakkan barang di luar rumah, rumah- rumah yang saling berdempetan dan kegiatan mencuci di sungai. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana karateristik penghuni permukiman tepi sungai Gadjah Wong tersebut yang dapat dijadikan panduan desain untuk menata hunian- huniannya agar sesuai dengan perilaku sosial budayanya. Berdasarkan survey lapangan, interview dan penyebaran kuesioner, didapatkan sampel penelitian sebanyak 29 KK dalam 20 rumah. Metode yang digunakan adalah fenomenologi, yaitu melalui proses karakterisasi perilaku menjadi 4 kategori: 1) fungsional, 2) ekonomi, 3) sosial dan 4) lingkungan. Kategori fungsional diejawantahkan melalui kegiatan berkebun sebagai bentuk penyaluran hobi sekaligus mengurangi bau dari sungai. Sedangkan kategori ekonomi diketahui dari kegiatan membuka warung makan dalam hunian untuk menambah penghasilan. Budaya berkumpul dan mengobrol di depan rumah setiap sore hari merupakan bentuk dari pengejawantahan kategori sosial. Terakhir, kategori interaksi pada lingkungan diungkapkan melalui adanya undakan/ anak tangga di sungai sebagai tempat mencuci di sungai. Melalui proses analisis terhadap data lapangan, diketahui bahwa dari 20 sampel hunian, didapatkan 8 rumah dipertahankan sebagai konstanta karena kondisi bangunan yang sudah cukup baik serta memenuhi kebutuhan penghuninya baik dari segi perilaku maupun hirarki kebutuhan. Sisanya, 12 rumah dirancang kembali karena kondisi hunian kurang memenuhi kebutuhan penghuninya baik secara hirarki kebutuhan manusia maupun perilaku penghuni. Beberapa spesifikasi hunian yang dirancang kembali diantaranya R1 (Rumah Bpk A. Baisuri) diredesain memiliki ruang utama sebagai Rg.publik dan Rg. privat, area servis sebagai tempat menyimpan barang dagangan dan teritis diperpanjang untuk melindungi gerobak di depan rumah, R7 (Rumah Bpk. Midin Hadi P.) yang tepat di tepi sungai direlokasi dan diredesain karena posisi rumah yang tidak legal menurut peraturan dan R15 (Rumah Bpk.Sarjuni), hunian dengan fungsi sebagai warung makan dan rumah tinggal. Fungsi warung dioptimalkan sebagai center of community untuk warga. Entrance kawasan terdiri dari satu pintu masuk utama di Gang ORI 1 dan dua side entrance yakni melalui jembatan titian penghubung antar dusun dan jalan setapak samping Museum Affandi. Sirkulasi utama kawasan utama tetap menggunakan jalan kampung. Dibuat anak- anak tangga setinggi 16 cm sebagai akses dari hunian pada daerah berkontur menuju jalan kampung dan sungai. Pembatas fisik berupa kanstin setinggi 75-80 cm sebagai penghambat gerak bermain anak-anak ke sungai. Rekomendasi untuk konstruksi hunian digunakan bahan bangunan yang lama/ re use dan bahan bangunan baru yang murah, mudah didapat dan kuat seperti genting kampung, batako, kayu, bambu dll.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectStudi Perilaku Penghunien_US
dc.subjectPerancangan Permukimanen_US
dc.subjectTepi Sungai Gadjah Wongen_US
dc.subjectStudi Kasusen_US
dc.subjectRt.07 Rw. 02 Dusun Papringanen_US
dc.subjectKabupaten Sleman Yogyakartaen_US
dc.titleStudi Perilaku Penghuni sebagai Dasar Perancangan Permukiman Tepi Sungai Gadjah Wong Studi Kasus : Rt.07 Rw. 02 Dusun Papringan Kabupaten Sleman Yogyakartaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record