Show simple item record

dc.contributor.authorFachrimayandi
dc.date.accessioned2018-12-21T01:19:31Z
dc.date.available2018-12-21T01:19:31Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/12237
dc.description.abstractPemerintah menetapkan 2005 sebagai tahun ramah lingkungan, yang bertujuan untuk menciptakan Yogya sebagai kuta yang peduli terhadap kelestarian alam. Salah satu realisasinya adalah dengan meluncurkan program kepada masyarakat bantaran sungai untuk membangun 1PAL secara komunal. Salah satu daerah yang menjadi target program ini adalah Daerah Gambiran Baru yang langsung berbatasan dengan Sungai Gajah Wong. Untuk itu Pemerintah Kota (Dinas Lingkungan Hidup) bekerja sama dengan DEWATS membangun IPAL komunal di daerah Gambiran Baru Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa konsentrasi COD, TSS, amoniak dan mengetahui efisiensi penurunan kadar tersebut pada IPAL komunal di daerah Gambiran Baru, serta menganalisa secara teknis kondisi dan masalah yang timbul dalam sistem pengelolaan IPAL. Dalam hal ini data yang dibutuhkan adalah kuisioner, observasi, sampel air limbah (data primer) dan juga topografi (data sekunder). Analisa yang digunakan untuk menganalisis data adalah deskriptif dan juga uji statistik dengan menggunakan t Test. Analisis untuk ketiga parameter tersebut mengacu padaSNIM-70- 1990-03,SNI06-6989.3-2004, SKSNI M-48-1990-03. Hasil analisa menunjukkan IPAL mampu mereduksi COD sebesar 10,25%, TSS 41,92%, amoniak 13,62%. Secara rata-rata konsentrasi outlet untuk ketiga parameter tersebut mengalami penurunan, namun belum mencapai standar baku mutu Keputusan KepMenLH 112/2003 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Jogjakarta Nomor: 214/KPTS/1991. Sementara secara statistik, TSS sudah menunjukkan penurunan yang signifikan pada outlet, tapi untuk COD dan amoniak tidak mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan belum maksimalnya pertumbuhan bakteri aktifdi dalam reaktor, karena pada saatpertama reaktor di operasikan keseluruhan limbah cair warga dialirkan ke dalam reaktor, tanpa melalui proses pengembang biakan bakteri terlebih dahulu. Berawal dengan beban hidrolik penuh akan menunda proses pembusukan. Dan juga untuk amoniak, secara teoritis kandungan amoniak dalam pengolahan secara anaerobik tidak akan mengalami penurunan (cenderung meningkat atau tetap). Hal tersebut terjadi karena amoniak membutuhkan oksigen untuk proses pengoksidasiannya sehingga membentuk nitrat (nitrifikasi). Jika nitrat terus bereaksi dengan oksigen dan karbon yang berasal dari bahan-bahan organik, maka akan membentuknitrogen bebas (denitrifikasi).en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectCODen_US
dc.subjectTSSen_US
dc.subjectAmoniaken_US
dc.subjectIPAL komunalen_US
dc.titleEvaluasi Sistem Pengelolaan Limbah Domestik Terdesentralisasi di Daerah Gambiran Baru, Kelurahan Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakartaen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record