Show simple item record

dc.contributor.authorFitriani, Henny
dc.date.accessioned2018-12-20T03:45:32Z
dc.date.available2018-12-20T03:45:32Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/12220
dc.description.abstract"Bumi Khatulistiwa "merupakan julukan yang diberikan pada Propinsi Kalimantan Barat ( Kota Pontianak ) yang terkenal sebagai salah satu kota di Indonesia yang dilalui oleh garis bujur ( 0°) sebagai pusat titik kulminasi matahari dan merupakan salah satu kota tujuan wisata yang kaya akan keanekaragaman seni, budaya dan adat istiadat.Beranekaragamnya obyek wisata yang dimiliki terutama obyek wisata budaya, wisata sejarah dan wisata alam. Tugu khatulistiwa merupakan salah satu obyek wisata yang dimanfaatkan sebagai tempat menyaksikan peristiwa titik kulminasi matahari pada bulan maret dan September sedangkan sungai kapuas sebagai wisata bahari untuk menikmati kehidupan masyarakat pinggiran sungai dan menikmati terbenamnya matahari di ufuk barat.Selain wisata alam Pontianak juga kaya akan seni dan budaya seperti : Aneka kerajinan, aneka upacara adat dan masih banyak lagi seni dan budaya yang memerlukan perhatian dari semua pihak.Agar kekayaan ini tidak punah begitu saja dan dapat diteruskan oleh generasi mendatang, sehingga diperlukan satu wadah yaitu pasar seni dan kerajinan yang kontekstual dengan karakter arsitektur tradisional rumah melayu kalbar sebagai landmark kota agar kota pontianak memiliki icon yang dapat dinikmati oleh wisatawan secara visual. Tahap skematik desain, gagasan ide bentuk pada gubahan masa dicapai dengan transformasi bentuk dari rumah tradisional suku melayu. Massa bangunan Pasar Senidan Kerajinan diwujudkan sebagai kompleks bangunan yang diikat oleh open space untuk menunjukkan dan mendukung proses interaksi dan berorientasi pada jalan utama - sungai kapuas dan tugu khatulistiwa - sungai kecil.Kosep penzoningan mengacu pada rumah tradisional melayu Kalbar. Pada tahap pengembangan desain, pembagian ruang dikelompokkan berdasarkan jenis dan sifat kegiatannya yang terbagi kedalam 4 blok massa dengan pertimbangan memudahkan pengguna dalam beraktifitas, mempertegas fungsi- fungsi yang ada didalamnya serta memudahkan pengontrolan dan tidak saling mengganggu pengguna yang lain. Entrance site di bagi tiga yaitu main entrance dan side entrance dan back entrace. Main entrance di letakkan di sebelah utara dan menghadap ke jalan utama ( Jln. Khatulistiwa ) dengan tujuan memudahkan aksebilitas, efisiensi, dan kenyamanan baik pengunjung maupun pengelola. Side entrance digunakan untuk pengunjung, diletakkan di sebelah timur yang dapat diakses melalui kawasan tugu khatulistiwa dan back entrace diletakkan disisi selatan yaitu akses dari arah sungai kapuas, ini untuk mempermudah pengunjung yang datang dari kawasan pinggiran sungai. Untuk memaksimalkan nilai efisiensi pada fasilitas komersial, ruang retail yang dijual lebih dominan yaitu sekitar 3.442,176 m² atau mencapai lebih dari 60% dari total luas lantai. Penampilan bangunan pada fasade masih mengacu pada konsep awal yaitu bangunan tradisional yang memiliki ciri khas pada penggunaan bentuk atap, ornamen - ornamen ukiran dan bentuk bangunan itu sendiri berupa rumah panggung dengan penggunaan material kayu ulin yang memberi kesan natural menyatu dengan lingkungan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPasar Seni dan Kerajinanen_US
dc.subjectPontianaken_US
dc.subjectKarakter Arsitektur Tradisionalen_US
dc.subjectRumah Melayu Kalbaren_US
dc.subjectLandmark Kota Pontianaken_US
dc.titlePasar Seni dan Kerajinan di Pontianak Penekanan pada Karakter Arsitektur Tradisional Rumah Melayu Kalbar sebagai Landmark Kota Pontianaken_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record