Komparasi Karasteristik Beton Beragregat Kasar Batu Putih Asal Gunung Kidul dan Wonogiri dengan Split Asal Kulon Progo
Abstract
Dalam perkembangan pembangunan, struktur beton mendominasi dalam
bentuk bangunan terutama tempat tinggal. Standar material bangunan yang
sering dipakai dalam struktur yaitu beton, baja, dan kayu. Dari ketiga material
itu yang paling dominan digunakan adalah beton. Kerikil sebagai standar
agregat kasar dalam pembuatan beton masih dominan digunakan. Namun
mengingat di alam banyak terdapat jenis dan macam material, maka solusi untuk
menggantikan standar agregat kasar adalah dengan memanfaatkan sumber daya
alam dan limbah kerajinan, salah satunya pemakaian batu putih sebagai agregat
kasar.
Pada penelitian ini diambil dua macam batu putih, yaitu batu Kencleng
asal Budegan, Gunung Kidul, dan batu Manyaran asal Manyaran, Wonogiri dan
sebagai agregat kontrol diambil batu Clereng asal Kulon Progo. Pengambilan
batu Kencleng dan Manyaran ini bertujuan membandingkan dua macam batu
putih tersebut dengan batu Clereng asal Kulon Progo untuk kuat desak, kuat
tarik, kuat lentur, kuat geser, dan modulus elastis. Metode penelitian
laboratorium digunakan sebagai cara pengumpulan data.
Dari hasilpenelitian didapatkan bahwa beton beragregat batu Manyaran
memiliki kuat desak terkecil (27,649 MPa) dibandingkan beton beragregat batu
Kencleng (38,814 MPa) dan batu Clereng (40,703 MPa). Untuk kuat tarik beton
beragregat batu Clereng lebih besar (3,301 MPa) dibandingkan beton beragregat
batu Manyaran (3,132 MPa) dan batu Kencleng (2,752 MPa). Pada kuat lentur
beton beragregat batu Clereng lebih besar (6,065 MPa) dibandingkan beton
beragregat batu Manyaran (4,917 MPa) dan batu Kencleng (3,603 MPa).
Sedangkan untuk kuat geser sama seperti kuat tarik dan kuat lentur beton
beragregat batu Clereng lebih besar (4,316 MPa) dibandingkan beton beragregat
batu Manyaran (3,632 MPa) dan batu Kencleng (3,540 MPa). Untuk nilai
modulus elastis beton beragregat batu Clereng memiliki nilai modulus elastis
terbesar (16,242 (IPa) dibandingkan beton beragregat batu Manvaran
(10,052 GPa) dan batu Kencleng (13,458 GPa).
Collections
- Civil Engineering [4258]