Show simple item record

dc.contributor.advisorMiftahul Fauziah, ST., MT., Ph.D.
dc.contributor.authorDani Nurul Firdaus, 14511367
dc.date.accessioned2018-12-06T08:06:54Z
dc.date.available2018-12-06T08:06:54Z
dc.date.issued2018-10-27
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/11995
dc.description.abstractPada konstruksi jalan raya terutama di Indonesia, karakteristik tanah sebagai tanah dasar (subgrade) menentukan kekuatan perkerasan jalan. Permasalahan yang sering dijumpai pada bidang konstruksi yaitu tanah lempung sebagai tanah dasar memiliki mudah mengalami pengembangan apabila tanah sedang dalam keadaan basah dan menyusut ketika dalam keadaan kering (ekspansif). Keadaan seperti ini membuat tanah menjadi tidak stabil apabila dijadikan tanah dasar sebagai perkerasan jalan karena dapat menyebabkan jalan menjadi retak maupun berlubang. Agar tanah lempung tetap dapat digunakan sebagai tanah dasar, maka perlu adanya upaya stabilisasi tanah. Pada penelitian ini, stabilisasi dilakukan dengan menambahkan campuran abu gunung vulkanik dan serbuk bata merah. Kadar abu gunung vulkanik dibuat tetap sebesar 5% sementara kadar serbuk bata merah bervariasi sebesar 0%, 3%, 5%, 7%, dan 9% dengan masa pemeraman 1, 3, dan 7 hari. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu California Bearing Ratio (CBR), kembang susut, dan permeabilitas. Hasil penelitian didapatkan bahwa tanah asli adalah tanah berlempung dengan penilaian umum untuk tanah dasar sedang sampai buruk dengan kode A-7-5 pada sistem klasifikasi AASHTO. Hasil pengujian CBR tidak terendam tanah asli sebesar 6,8% dan CBR terendam sebesar 1,588%. Nilai pengembangan pada tanah asli sebesar 4,032% dan koefisien permeabilitas tanah asli sebesar 1,57 × 10-6 cm/s. Setelah dilakukan stabilisasi, nilai CBR tidak terendam meningkat menjadi 13,578% pada 5% abu gunung vulkanik dan 3% serbuk bata merah dengan pemeraman 1 hari. CBR terendam juga mengalami peningkatan menjadi 2,133% dan nilai pengembangan menurun sebesar 3,502% pada campuran 5% abu gunung vulkanik dan 3% serbuk bata merah dengan pemeraman 7 hari. Sementara itu, nilai koefisien permeabilitas menurun menjadi 3,98 × 10-7 cm/s pada campuran 5% abu gunung vulkanik dan 7% serbuk bata merah dengan pemeraman 3 hari.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAbu gunung vulkaniken_US
dc.subjectCBRen_US
dc.subjectPermeabilitasen_US
dc.subjectSerbuk Batu Merahen_US
dc.titlePENGARUH PENAMBAHAN ABU GUNUNG VULKANIK DAN SERBUK BATA MERAH TERHADAP NILAI CBR, KEMBANG SUSUT, DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNGen_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record