PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK MENARA GONTOR PONOROGO
Abstract
Setiap proyek konstruksi memiliki batasan agar dapat mencapai tujuan, diantaranya adalah
batasan biaya, jadwal, dan mutu. Diantara faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah faktor
waktu dan biaya. Kedua aspek ini harus dikendalikan agar pelaksanaannya tidak menyimpang dari
rencana. Salah satu metode pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan metode Earned
Value.
Objek dari penelitian ini adalah proyek Menara Gontor, Pondok Modern Darussalam
Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada minggu ke-34 hingga 37. Data-data
yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini diantaranya Rencana Anggaran Biaya (RAB),
Time Schedule, Laporan Rencana dan Realisasi Pekerjaan Proyek, serta Laporan Keuangan
Proyek. Data-data tersebut akan diolah menjadi 3 indikator yaitu BCWS, BCWP, dan ACWP.
Analisis dilanjutkan dengan menghitung nilai Varians Jadwal (SV), Varians Biaya (CV), Indeks
Kinerja Jadwal (SPI), Indeks Kinerja Biaya (CPI), Prakiraan Waktu Akhir Proyek (EAS dan ETS),
serta Prakiraan Biaya Akhir Proyek (ETC dan EAC). Di akhir penelitian akan dilakukan
wawancara kepada pihak pelaksana proyek dan pemilik proyek agar diketahui faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya penyimpangan.
Hasil analisis data adalah nilai Varians Biaya (CV) bernilai positif (>0) dan Indeks Kinerja
Biaya (CPI) bernilai lebih dari 1 (>1) selama penelitian yang menunjukkan bahwasanya biaya
aktual yang dikeluarkan tidak mengalami pembengkakan. Sementara nilai Varians Jadwal (SV)
pada minggu ke-34 hingga 37 bernilai negatif (<0) dan nilai Indeks Kinerja Biaya (CPI) pada
minggu tersebut bernilai kurang dari 1 (<1) yang berarti terjadi penerunan performa waktu proyek
pada minggu tersebut. Dari hasil perhitungan, Prakiraan Waktu Akhir proyek akan selesai selama
42 minggu 2 hari yang berarti proyek akan mengalami keterlambatan, sementara Prakiraan Biaya
Akhir, proyek tidak akan mengalami pembengkakan di akhir proyek dengan efisiensi sebesar
Rp2.331.180.158,14. Banyaknya perubahan desain menara yang diminta oleh owner merupakan
faktor terbesar penyebab terjadinya penyimpangan.
Collections
- Civil Engineering [4187]