dc.description.abstract | Penyakit artritis rematoid (AR) merupakan salah satu penyakit autoimun dengan timbulnya
inflamasi artritis pada pasien dewasa. Kurkumin telah banyak dilaporkan memiliki aktivitas pada
penanganan AR. Namun kurkumin memiliki kekurangan yaitu kelarutannya yang sangat rendah di
dalam air yang berdampak pada penghambatan proses absorpsi yang menyebabkan jumlah obat
yang masuk dalam sirkulasi sistemik semakin sedikit sehingga efek farmakologinya lemah.
Langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan absorpsi adalah dengan memperkecil ukuran
partikel kurkumin dalam bentuk sediaan (Self Nano-Emulsifying Drug Delivery System) SNEDDS.
Selain itu, stabilitas merupakan faktor penting yang menentukan kualitas, keamanan dan efektifitas
dari produk obat. Studi stabilitas terdiri dari serangkaian tes untuk mendapatkan jaminan stabilitas
dari produk obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas karakterisasi SNEDDS
kurkumin yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya. SNEDDS kurkumin dibuat dengan
menggunakan Myritol sebagai fase minyak, Cremophor RH dan Tween 20 sebagai surfaktan, dan
Propilenglikol sebagai kosurfaktan. Uji stabilitas yang dilakukan meliputi pemisahan fase, ukuran
partikel, polydispersity index (PDI) dan % transmitan dengan melalui serangkaian uji yang terdiri
dari meliputi uji sentrifugasi, uji siklus panas-dingin, uji siklus beku-cair, uji ketahanan dan uji
penyimpanan dipercepat. Hasil dari studi stabilitas yang dilakukan yaitu tidak terjadi pemisahan
fase pada uji sentrifugasi, uji siklus panas-dingin, dan uji siklus beku-cair. Hasil uji ketahanan dan
uji penyimpanan dipercepat tergolong baik dengan nilai ukuran partikel ≤ 200 nm, nilai PDI
berkisar antara 0,20-0,70, dan nilai % transmitan mendekati 100%. Maka setelah dilakukan
serangkaian uji stabilitas diketahui bahwa SNEDDS kurkumin memiliki stabilitas yang baik. | en_US |