dc.description.abstract | Masalah kesehatan masyarakat secara umum di Negara berkembang termasuk di Indonesia
adalah kekurangan mikronutrien, terutama untuk bayi dan anak dalam dua tahun pertama
kehidupan, (Eichler et al, 2012). Menurut Mathews & Manderson (1980) Gizi yang ditemukan
pada bayi di Negara Vietnam ibu pada bayi tersebut memberikan makanan padat lebih awal hal ini
disebabkan karena praktek pemberian makanan pada bayi secara tradisional disebabkan
perempuan di Negara Vietnam kebanyakan peremuan imigran. Perempuan imigran menyusu pada
bayinya lebih jarang dan memperkenalkan makanan instant pada bayinya.
Paradigma pertama 1000 hari kehidupan merupakan periode dari konsepsi dan member
kesempatan dalam menyelamatkan kehidupan dan amsa depan anak. Asi dianjurkan sebagai salah
satu sumber eksklusif gizi dalam 6 bulan pertama. (Solomons dan Vossenaar,2013). Di Desa
Pandes terdapat 140 baduta (bayi di bawah dua tahun), waktu dikumpulkan semua baduta ada 107
baduta yang hadir dari 140 baduta . Dari yang hadir, ada 19 bayi yang pendek menurut
antropometri WHO. Satu bayi usia 20 bulan mengalami gizi buruk karena beratnya hanya 7,1 kg.
Kurang gizi diduga disebabkan kurangnya pemahaman orang tua makanan bergizi yang tepat atau
pengaruh iklan. Mereka ingin memutus siklus gizi buruk yang menyebabkan anak pendek
(stunting).
Tujuan umum penelitian ini untuk Mengetahui hubungan pemberdayaan masyarakat
melalui pelatihan pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA) terhadap Status Gizi Baduta di
Desa Pandes Wedi Kabupaten Klaten. Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai
hubungan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pemberian makan pada bayi dan anak
(PMBA) terhadap Status Gizi Baduta di Desa Pandes Wedi Kabupaten Klaten.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan True Expremintal. Tekhnik
sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan penelitian kausal-perbandingan
adalah 30 subjek per group dari Ibu yang mempunyai Baduta di Desa Pandes Wedi Kabupaten
Klaten Jawa Tengah yang sudah mendapatkan pelatihan PMBA. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan statistik non parametrik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
korelasi Sperman rank (rho) disebabkan data tidak bersistribusi secara normal.
Hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi baduta adalah tidak
terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi baduta dengan nilai p = 0,272.
Hubungan sikap dengan status gizi baduta adalah tidak terdapat hubungan dengan nilai p = 0,062.
Hubungan berat badan dengan status gizi baduta adalah terdapat hubungan antara berat badan bayi
terhadap status gizi baduta dengan nilai p = 0,003. Hubungan panjang badan dengan status gizi
baduta adalah terdapat hubungan antara panjang badan dengan status gizi baduta dengan nilai p =
0,0038. Hubungan tingkat pengetahuan dengan berat badan baduta adalah tidak terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan berat badan baduta denagn nilai p = 0,305. Hubungan tingkat
pengetahuan dengan panjang badan baduta adalah tidak terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan panjang badan baduta denagn nilai p = 0,0067. Hubungan sikap dengan berat
badan anak adalah terdapat hubungan sikap terhadap berat badan baduta dengan nilai p = 0,0003. | en_US |