Perbandingan Karakteristik Marshall antara Campuran Beton Aspal yang Menggunakan Agregat Asal Cepu dan Clereng
Abstract
Perkerasan jalan merupakan lapisan yang terletak diatas lapisan tanah dasar yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan selama masa pelayanan diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Agar perkerasan mempunyai daya dukung dan keawetan yang memadai, tetapi juga ekonomis, maka perkerasan jalan dibuat berlapis-lapis.
Potensi alam yang ada pada suatu daerah terkadang tidak maksimal dimanfaatkan, khususnya untuk perkerasan jalan. Peneliti mencoba meneliti agregat dari Cepu Blora. Sebagaimana diketahui, agregat kasar maupun halus merupakan komponen penting dalam sebuah perkerasan jalan.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari perilaku agregat kasar dan halus Cepu dibandingkan agregat kasar dan halus Clereng, dan bagaimana kualitas agregat kasar Cepu ketika dikombinasikan dengan agregat halus Clereng dan sebaliknya. Metode penelitian yang digunakan mengacu pada petunjuk pelaksanaan LASTON Bina Marga 1987, dengan parameter antara lain : Stabilitas, flow, Marshall Quotient, VITM dan VMA, ditambah dengan Immersion test yang digunakan untuk mengetahui indeks kekuatan sisa Marshall. Kadar aspal yang digunakan dari variasi 5% s.d 7%, dengan interval 0,5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan agregat kasar dan halus Cepu dalam campuran memiliki stabilitas yang lebih rendah dari Clereng namun selisihnya tidak begitu besar. Penggunaan agregat kasar atau halus Cepu akan menurunkan nilai stabilitas jika dikolaborasikan dengan agregat kasar atau halus Clereng. Nilai flow campuran agregat kasar dan halus Cepu dalam campuran 2,3 mm lebih tinggi dari kombinasi lain, hal itu bisa dijadikan sebagai pertimbangan bahwa campuran agregat kasar dan halus Cepu memiliki fleksibilitas dan durabilitas yang lebih tinggi.
Collections
- Civil Engineering [4205]