Show simple item record

dc.contributor.authorHandayani, Sela
dc.date.accessioned2018-09-05T16:44:10Z
dc.date.available2018-09-05T16:44:10Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/10573
dc.description.abstractDi Indonesia, sektor industri properti mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Salah satu produk yang digunakan untuk menunjang kebutuhan pembangunan yaitu beton ready mix. Beton ready mix adalah beton segar yang belum mengalami proses pengikatan dan pengerasan yang diproduksi di batching plant dengan penambahan bahan kimia dan kemudian dikirim ke lapangan dengan menggunakan truck mixer. Keunggulan dari beton ready mix yaitu memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan beton konvensional, memiliki waktu yang efisien untuk pengecoran yang memiliki skala besar, dan mutu lebih terjamin dengan komposisi dan kualitas pengadukan yang konsisten. PT. Jombor Permai Indah (PT. JPI) adalah salah satu perusahaan yang memproduksi beton ready mix dan memiliki sistem make to order. Masalah yang terjadi pada perusahaan yaitu terdapat keterlambatan pengiriman ke konsumen. Jika hal tersebut masih berlangsung dalam jangka panjang maka akan berdampak kepada kepuasan konsumen. Dengan adanya masalah tersebut maka pihak perusahaan perlu melakukan perhitungan Jadwal Induk Produksi (JIP) dimana perusahaan akan memproduksi bahan setengah jadi yang diolah dari bahan mentah. Tujuan perhitungan tersebut yaitu agar tidak terjadi keterlambatan pengiriman ke konsumen secara terus menerus. Data yang diperlukan untuk melakukan penyusunan JIP yaitu data quantity on hand, lead time, dan policy order. Setelah dilakukan pengumpulan data tersebut, langkah pertama yaitu melakukan perhitungan project on hand, kemudian dapat ditentukan JIP quantity dan JIP start. Hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa material mentah yang akan diolah menjadi material setengah jadi untuk abu batu akan diproduksi sebesar 37,9 kg untuk periode pertama, 47 kg untuk periode kedua, 34,70 kg untuk periode ketiga, 39,66 untuk periode keempat dan 34,82 kg untuk periode kelima. Sedangkan untuk material split akan diproduksi sebesar 63 kg untuk periode pertama, 74,15 kg untuk periode kedua, 60,85 kg untuk periode ketiga, 67,83 kg untuk periode keempat, 50,65 kg untuk periode kelima. Setelah dilakukan perhitungan JIP didapatkan bahwa terdapat penurunan inventory sebesar 51% untuk material abu batu dan 49% untuk material split.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectJadwal Induk Produksi (JIP)en_US
dc.subjectCapacity Requirement Planning (CRP)en_US
dc.subjectAvailable To Promise (ATP)en_US
dc.titlePenyusunan Jadwal Induk Produksi pada Perusahaan Make To Order (Studi Kasus di PT. JOMBOR PERMAI INDAH)en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record