| dc.description.abstract | Ibu Kota Jakarta mengalami pertumbuhan tiap tahunnya. Warga Jakarta dipacu untuk mampu mengembangkan kemampuannya agar dapat bertahan dalam komunitas pekerjaannya. Tidak jarang dengan rutinitas yang cenderung monoton serta padat dengan kondisi kota yang dipenuhi kemacetan membuat Jakarta mudah tertimpa masalah stress, serta depresi yang berkepanjangan. Hal tersebut diatas yang melatarbelakangi berdirinya Spa di Kota Baru Bandar Kemayoran.
Dengan mempertimbangkan faktor pendukung yang pada umumnya memiliki rutinitas yang padat menuntut perlakuan secara instan, maka tipe yang dipilih adalah tipe Day Spa (City Spa). Permasalahannya adalah bagaimana memenuhi tuntutan fungsional dan estetik suatu fasilitas kesehatan Spa melalui proses rileksasi di Kota Baru Bandar Kemayoran. Tujuannya untuk merancang suatu desain fisik fasilitas Spa di Kota Baru Bandar Kemayoran berdasarkan pendekatan nuansa Arsitektur Betawi.
Ada beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi mengapa nuansa Arsitektur Betawi, dilihat dari minat pengguna Spa yang cenderung menyukai ke arah tradisional, selain itu dengan pendekatan Arsitektur Betawi mampu mempertahankan budaya lokal yang menjadi ciri khas yang memiliki filosofi, bentuk dan wujud fisik bangunannya, maupun unsur-unsur ornamen atau ragam hiasnya.
Maka hasil perancangannya pun mendekatkan prinsip-prinsip tersebut kedalam fasilitas Spa ini, dengan fungsinya diharapkan mampu memelihara dan mengembangkan Arsitektur tradisional Betawi. | en_US |
