dc.description.abstract | Rancangan ini merupakan pengembangan dari Stadion Kridosono yang terletak di Kelurahan Kotabaru, Yogyakarta. Kridosono Cultural Centre dan Public Sphere adalah pusat kegiatan kebudayaan Yogyakarta serta ruang publik di tengah kota. Bangunan ini dirancang diatas tapak seluas 28.000 m². Fungsi rancangan tersebut, yaitu sebagai pusat kebudayaan yang dapat mewadahi berbagai kegiatan kebudayaan, seperti seni pertunjukan tradisional; pameran karya seni lokal, pembelajaran seni tradisional Yogyakarta, perpustakaan budaya Indonesia, kegiatan sosial masyarakat di tengah kota, dan sebagai paru-paru kota Yogyakarta.
Perancangan bangunan cultural centre pada lokasi ini diharapkan mampu mencerminkan identitas/ciri khas arsitektur Yogyakarta yang berlokasi di kawasan cagar budaya yang memiliki karakteristik visual arsitektur indische yang kuat dan memiliki nilai sejarah tinggi; memperhatikan kenyamanan pengguna tiap ruang karena bangunan ini memiliki persyaratan dan dampak yang berbeda tiap ruang, khususnya dari segi akustik; serta menerapkan solar panel sebagai sumber energi listrik bangunan untuk menigkatkan efisiensi energi pada bangunan dengan konsep eco-architecture yang merupakan proses adaptasi pada sumber daya alam dan kepedulian akan kondisi lingkungan yang semakin menurun.
Dalam perancangan cultural centre dan public sphere ini, perancang melakukan beberapa tahapan metode. Tahapan tersebut dimulai dari identifikasi masalah, penetapan tema perancangan, pengumpulan data-data dan teori, analisis permasalahan dan data-data, konsep, gambar skematik desain, pengujian desain, dan yang terakhir yaitu penyempurnaan desain. Rancangan Kridosono Cultural Centre ini merupakan suatu solusi dari permasalahan pemanfaatan tata guna lahan Kridosono, isu lingkungan, serta penyediaan fasilitas publik untuk memadahi kegiatan budaya Yogyakarta, kegiatan sosial masyarakat, dan sebagai paru-paru kota.
Setelah melakukan semua metode perancangan yang tepat, maka dihasilkan suatu bangunan publik yang memiliki identitas lokal, memperhatikan kenyamanan ruang dalam bangunan, serta responsif terhadap lingkungan alam dan sosial. Hal tersebut terbukti dari hasil pengujian desain yang dilakukan menghasilkan tanggapan dari seorang pakar arsitektur Nusantara, hasil perhitungan akustik ruang dalam, dan perhitungan efisiensi penggunaan solar panel pada bangunan. | en_US |