dc.description.abstract | Karakter kawasan pada cagar budaya merupakan pembentuk identitas. Pengembangan
pembangunan modern yang melanda Yogyakarta karena pertambahan penduduk dan
meningkatnya kebutuhan masyarakat yang tidak diikuti bertambah luasnya lahan yang
disediakan, khususnya di Pasar Sentul dan lingkungannya. Pasar Sentul menjadi salah satu
elemen pembentuk konsep Catur Gatra Tunggal pada kawasan berupa sarana ekonomi yang
tidak memiliki ciri khas arsitektur Pakualaman secara signifikan, sehingga terjadi
kekontrasan antara arsitektur bangunan pasar dengan bangunan pembentuk Catur Gatra
lainnya yaitu Pura dan Masjid Besar Pakualaman.
Selain adanya kekontrasan bangunan pasar dengan elemen bangunan Pura dan masjid,
kepadatan pedagang, penggunaan jalur sirkulasi untuk berdagang dan penataan barang
dagangan yang tidak sesuai dengan komoditasnya menjadikan salah satu faktor
ketidaknyamanan pengguna yang sangat perlu untuk perancangan ulang bangunan Pasar
Sentul dengan memperhatikan aspek sirkulasi pengguna, zoning maupun fungsi ruang
sebagai penunjang kenyamanan pengguna dalam melakukan aktivitas jual beli. Selain itu
perancangan ulang ini mengacu pada elemen morfologi bangunan Pura dan Masjid Besar
Pakualaman seperti pada kolom, pintu, konsol, atap, gapura atau pintu gerbang, ventilasi, dan
lisplang. Elemen-elemen tersebut dipisahkan antara yang sakral dan profan kemudian
ditransformasikan menjadi elemen untuk bangunan Pasar Sentul yang bertujuan memperkuat
nilai heritage dan karakter pada kawasan Pakualaman, khususnya pada bangunan pembentuk
Catur Gatra Tunggal. | en_US |