| dc.description.abstract | Pengecoran beton secara konvensional pada komponen struktur utama bangunan bertingkat memerlukan pemadatan yang sempurna, antara lain dengan menggunakan alat bantu vibrator. Pada beberapa komponen struktur yang bertemu dalam satu titik buhul atau joint, misalnya sambungan balok kolom, biasanya detail penulangannya sangat rapat (jumlah tulangan yang bersilangan sangat banyak, karena tuntutan kebutuhan kekuatan pada komponen struktur tersebut), Dampak dari kondisi ini menimbulkan permasalahan baru dalam pengecoran beton. Kondisi ini perlu diatasi agar tidak terjadi kekroposan pasca pengecoran beton, karena jarak dan susunan tulangan terlalu rapat menyebabkan campuran beton tidak dapat mengisi rongga atau celah-celah antar tulangan. Ada beberapa solusi untuk mengatasi masalah ini antara lain: gradasi agregat kasar pada campuran beton dibuat ukuran lebih kecil dan menggunakan teknologi self compacting concrete (SCC), teknologi SCC saat ini sedang dikembangkan penggunaannya untuk berbagai ragam keperluan sebagai material konstruksi bangunan, oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan teknologi tersebut dengan mensubtitusikan zat-tambah silica fume dan superplasticizer dengan komposisi tertentu ke dalam campuran beton. Untuk membuat campuran SCC, pada penelitian ini menggunakan bahan tambah berupa silica fume dengan penggunaan persentase tertinggi yaitu 10%, dan superplasticizer dengan variasi persentase antara 0,8%, 1,0%, 1,2%, 1,4%, dan 1,6%. Superplasticizer berfungsi untuk memberi kelecekan pada beton dengan pengurangan kebutuhan air hingga 30%, sedangkan silica fume berfungsi memberi proses pengikatan beton yang lama dan mampu mengurangi perembesan air pada beton (bleeding). SCC mensyaratkan kemampuan mengalir yang baik pada beton segar dengan nilai slump-flow minimal sebesar 50 cm dan maksimal 75 cm. Pada umumnya nilai slump yang dicapai sangat tinggi (lebih dari 20 cm).
Dari penelitian SCC didapatkan hasil kuat tekan optimum pada variasi tipe benda uji SCC-3 dengan nilai 43,063 MPa, hasil kuat tersebut tersebut lebih besar dari kuat tekan rencana yaitu 41,4 MPa. Jika dilihat perkembangan kekuatan kuat tekan beton non SCC (BN) pada umur pengujian 7, 14, 21, dan 28 hari, beton tersebut mengalami perkembangan peningkatan kekuatan kuat tekan yang signifikan dengan persentase rerata kenaikan sebesar 20,6%. Pada variasi tipe benda uji SCC-5 untuk perkembangan kenaikan kekuatan kuat tekan mengalami perlambatan dan memiliki persentase kenaikan sekitar 10,4%. Sedangkan untuk hasil kuat tarik/belah optimum berada pada variasi tipe benda uji SCC-3 dengan nilai 11,172 MPa, dan jika dilihat dengan syarat pada SNI 03-2491-2002 hasil kuat tarik SCC-3 termasuk kedalam syarat. Jika dilihat perkembangan kekuatan kuat tarik/belah beton non SCC (BN) pada umur pengujian 7, 14, 21, dan 28 hari mengalami kenaikan kekuatan yang signifikan dengan rerata persentase kenaikan sekitar 16,188%. dan jika dibandingkan dengan variasi tipe benda uji SCC-5, hasil perkembangan kekuatan kuat tarik/belah mengalami perlambatan dengan persentase kenaikan sekitar 6,676%. | en_US |
