Show simple item record

dc.contributor.authorHermawan, Muhammad Deny
dc.date.accessioned2016-09-09T03:33:40Z
dc.date.available2016-09-09T03:33:40Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/100
dc.description.abstractPengukuran kinerja sebuah perusahaan sangat diperlukan untuk menilai sehat dan tidaknya perusahaan tersebut. Di Indonesia banyak perusahaan khususnya industri batik belum memperoleh perhatian sepenuhnya tentang prestasi kinerja yang dicapainya. Padahal industri batik Indonesia telah meningkat dan mampu bersaing dengan produksi luar negeri seperti Cina dan Malaysia. Oleh karena itu, untuk dapat bertahan pada era pasar global saat ini, perusahaan-perusahaan batik terlebih yang berada di Indonesia harus mampu menjaga dan meningkatkan kinerjanya. Untuk dapat melakukannya, diperlukan banyak pihak yang memiliki keterkaitan dengan perusahaan. Perusahaan sebaiknya melakukan rekayasa manajemen dengan menerapkan konsep manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management (SCM) sebagai landasan pengukuran kinerja. Namun, untuk mengetahui kinerja perusahaan dengan SCM, dapat dilakukan dengan model Supply Chain Operation Reference (SCOR). SCOR merupakan model referensi yang dapat di gunakan untuk memetakan dan meningkatkan rantai pasok. Namun, SCOR yang hanya berfokus pada hubungan yang terbentuk dari interaksi satu arah. Membuat keadaan ini menjadi salah satu kelemahan metode SCOR karena tidak dapat melanjutkan ke prediksi kinerja dalam aktivitas-aktivitas di masa mendatang. Penggabungan antara dua pendekatan model SCOR dan System Dynamics (SD) dapat membantu dalam mengidentifikasi interaksi lima atribut pada metrik SCOR. Dimana, variabel yang saling terkait melalui desain model causal loop khususnya pada industri batik. Kemudian, dilakukan upaya peningkatan kinerja dengan menerapkan kebijakan yang dilanjutkan dengan pensimulasian model Hybrid SCOR-SD. Hasil yang diperoleh setelah penerapan kebijakan terjadi peningkatan performansi khususnya pada atribut yang akan di tingkatkan performansinya yaitu atribut cost dan asset management. Dimana pada atribut cost semula memiliki rata-rata net worth sebesar Rp 6,002,268.75 menjadi Rp 8,048,981.75 atau meningkat sebesar 25.43%. dan pada atribut asset management semula memiliki rata-rata selama 17.21 hari menjadi 12.34 hari atau lebih cepat 28.29%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUII, Yogyakartaen_US
dc.subjectSCOR 11.0, System Dynamics, Hybrid SCOR-SD, Penerapan Kebijakanen_US
dc.titlePeningkatan Kinerja Rantai Pasok Melalui Penerapan Kebijakan Pada Kriteria Ekonomi Menggunakan Model Hybrid Scor 11.0-Sistem Dinamiken_US
dc.title.alternative(Studi kasus perusahaan batik Hayuningrum di Solo)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record